Sejarawan Yahudi: Israel Mengubah Jalur Gaza Jadi Penjara Terbesar di Dunia

Sejarawan Yahudi: Israel Mengubah Jalur Gaza Jadi Penjara Terbesar di Dunia

Sejarawan Yahudi: Israel Mengubah Jalur Gaza Jadi Penjara Terbesar di Dunia
Serangan-serangan militer Israel di jalur Gaza membuat beberapa rumah warga hancur (Foto: SP

GAZA (Suaramuslim.net) – Avi Shlaim, Profesor Hubungan Internasional berdarah Yahudi dari Universitas Oxford mengatakan zionis Israel telah mengubah Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia.

Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan The Guardian pada peringatan 10 tahun operasi “Cast Leads”, sejarawan Yahudi tersebut mengatakan bahwa sampai saat ini pemerintah Israel masih menggunakan cara-cara brutal dalam menghadapi warga Gaza.

“Setelah Israel menarik mundur pasukannya dari Gaza 2005 silam, Israel mengubah Gaza menjadi penjara terbesar di bumi. Sejak saat itu Israel lebih memilih tindakan brutal terhadap warga sipil di Jalur Gaza,” katanya.

“Pada akhir Desember 2008 hingga awal 2009, militer Israel (IDF) menggelar operasi Cast Leads. Mereka menyerang Gaza yang padat penduduk dari darat, laut dan udara selama 22 hari. Cast Leads bukan perang, tapi pembantaian. Meskipun 13 orang warga Israel tewas dalam operasi tersebut namun jumlah korban jiwa dari pihak Palestina mencapai 5500 jiwa, 83 persennya adalah warga sipil.” Tambahnya lagi.

Operasi Cast Leads dilancarkan Israel pada 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Operasi ini terjadi 6 bulan setelah Israel dan Hamas melakukan gencatan senjata. Hal ini karena pemerintah Israel menolak membuka blokade terhadap Gaza yang merupakan salah satu syarat dari gencatan senjata yang dimediasi Mesir tersebut.

Di hari pertama, IDF dilaporkan membunuh 200 warga Palestina dalam serangan roket dan melukai 700 lainnya. Hingga saat ini hari tersebut dijuluki ‘’Black Saturday.’’

Lebih lanjut, Shlaim mengatakan bahwa pemerintah Israel mengklaim operasi Cast Leads bertujuan untuk melindungi warga sipil Israel dari serangan roket Hamas, namun bukti di lapangan menunjukkan bahwa mereka melakukan pembantaian dan pelanggaran hukum.

“Israel dapat mengggunakan diplomasi sebagai alternatif namun mereka justru memilih peluru,’’ ujarnya.

Menurutnya, dalam operasi tersebut, IDF menghalalkan segala cara. “Konflik di Palestina adalah sengketa politik yang tidak mungkin diselesaikan dengan kekuatan militer. Namun Israel justru menolak duduk di atas meja dan lebih memilih agresi brutal. Jika tindakan mereka gagal maka mereka akan mengambil tindakan yang lebih brutal,‘’ tulisnya.

“Operasi militer di Gaza dilakukan berkali-kali untuk memangkas populasi di Gaza. Artinya operasi tersebut dilakukan secara sengaja, tersusun rapi dan tanpa henti. Sesuai dengan logika Israel, konflik dengan Palestina tak bisa diselesaikan dengan cara damai, dan perang masa depan hanya berjarak beberapa langkah,” tutupnya seperti yang dilansir BBC.

Avi Shlaim adalah sejarawan Yahudi yang dilahirkan di Irak 31 Oktober 1945 serta memiliki parpor Israel dan Inggris. Saat ini Shlaim mengisi kuliah hubungan internasional di Universtas Oxford serta menguasai bahasa Arab dan Ibrani.

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment