NAYPYIDAW (Suaramuslim.net) – Myanmar menunda kunjungan Petinggi PBB untuk Pengungsi ke negara bagian Rakhine setelah pertempuran meletus antara pasukan keamanan dan gerilyawan, kata seorang juru bicara, Senin (14/01).
Pada awalnya, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi dijadwalkan berkunjung minggu lalu tetapi pemerintah Myanmar membatalkan perjalanan ke Rakhine, tempat ratusan ribu muslim Rohingya diusir dalam operasi militer yang dimulai pada 2017.
Pertempuran berkobar setelah 13 polisi meninggal pada 4 Januari dalam serangan oleh gerilyawan Rakhine dari Tentara Arakan di pos-pos perbatasan dekat perbatasan dengan Bangladesh.
“Berdasarkan penilaian Myanmar terhadap situasi keamanan di Rakhine, kunjungan itu ditunda,” kata juru bicara UNHCR Andrej Mahecic seperti dikutip dari channelnewsasia.
Menurut para diplomat, Inggris diperkirakan akan mengangkat masalah ini di Dewan Keamanan PBB akhir pekan ini.
Keputusan untuk menunda perjalanan dan ketidakpastian seputar waktu kunjungan terpisah yang direncanakan oleh utusan PBB Christine Schraner Burgener ke Myanmar memicu kekhawatiran bahwa pihak Myanmar telah menutup diri atas krisis Rohingya.
“Mereka sama sekali tidak melakukan apa-apa dan secara khusus tidak ingin hal itu diungkapkan,” kata seorang diplomat Dewan Keamanan mengenai keputusan untuk menunda kunjungan Grandi.
Beberapa saat yang lalu, Dewan HAM Asean PBB mengatakan bahwa militer Myanmar telah melakukan pelanggaran HAM berat terhadap etnis Rohingya. Sejumlah negara mengutuk pengusiran warga Rohingya dari Rakhine, Myanmar. Indonesia sendiri berkomitmen untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar tersebut.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir