Suaramuslim.net – Jatuh cinta bisa menjadi jalan yang sangat berbahaya, licin, penuh jurang serta duri, mendatangkan perasaan gelisah dan gundah gulana. Tak sedikit orang yang bisa aman dari padanya. Telah banyak korban yang berjatuhan hingga tak terhitung jumlahnya. Jatuh cinta yang dimaksud ialah jatuh cinta kepada sesuatu hal yang perkaranya diharamkan oleh Allah SWT. Contohnya ialah jatuh cinta kepada seorang yang bukan muhrim lalu berpacaran dengannya.
Imam Ibnu Taimiyah berkata :
”Mabuk asmara dapat membuat penderitanya kurang akal dan ilmu, rusak agama dan akhlaknya, lalai akan kebaikan agama dan seluruh dunia. Dan akibat buruknya bisa berlipat ganda”.
Seorang penyair berkata :
”Ibarat burung dalam genggaman seorang bocah. Mengiringnya ke dalam jurang binasa, sambil bermain dan bersenda gurau. Jika engkau menyaksikan orang yang sedang dilanda asmara maka engkau akan berkata: tidak ada orang yang lebih celaka di muka bumi selain orang yang dimabuk cinta. Meski hawa nafsu merasakan manisnya cinta. Engkau melihatnya menangis dari masa ke masa. Dia menangis ketika kekasih jauh darinya, karena rindu padanya. Dia juga menangis ketika dekat dengan kekasihnya, lantaran takut berpisah dengannya.”
- Berpaling dari petunjuk Allah dan Rasul-Nya
Pada hakikatnya orang yang apabila jauh dari tuntunan Allah dan Rasul, maka akan mudah dibujuk syaitan untuk melakukan hal-hal yang dilarang agama. Seperti wanita yang menampakkan auratnya dan berhias untuk laki-laki asing. Atau seorang laki-laki dengan bebas mengumbar pandangan mata terhadap wanita yang lewat di hadapannya.
Padahal Rasulullah dalam sebuah hadis mengatakan bahwa “Pandangan mata ibarat panah yang dilepaskan iblis.” Dan anak panah ini amat cepat menembus ke lubuk hati dan bereaksi amat cepat meracuni hati. Dan kalau tidak segera disembuhkan maka ia dapat membunuh korbannya.
Sebagaimana yang diucapkan oleh penyair, ”Segala bencana bermula dari pandangan mata. Dan api besar bermula dari percikan api kecil. Berapa banyak pandangan telah merusak pemilik hati. Sebagaimana anak panah yang menembus sasarannya. Walaupun tanpa tali dan busur…”
- Kurangnya kepahaman seseorang tentang bahaya yang muncul karena mabuk cinta ini
Sesungguhnya mabuk cinta ini bisa menjerumuskan seseorang kepada kekafiran. Seperti mencintai seseorang sama seperti mereka mencintai Allah. Bagaimana pula halnya dengan orang yang mencintai kekasihnya lebih dari pada ia mencintai Allah? Cinta seperti ini tidak akan diampuni Allah, karena termasuk jenis syirik kufri (syirik yang paling besar). Tanda-tanda syirik kufri ini adalah:
- Lebih mendahulukan rida kekasihnya daripada rida Allah.
- Jika bertentangan antara perintah Allah dengan perintah kekasihnya, maka ia mendahulukan perintah kekasihnya dan mengabaikan perintah Allah.
- Melepaskan imannya (murtad) demi cintanya kepada kekasihnya yang berbeda keimanan. Ini sangat fatal. Harga iman sangatlah mahal. Kelak di akhirat iman akan lebih mahal daripada emas sebesar bumi (cek QS Ali Imran 91).
Maka cobalah lihat kepada orang yang dimabuk cinta ini. Betapa banyak penyakit cinta ini telah menurunkan derajat orang yang mulia menjadi hina sehingga tidak lagi disegani oleh masyarakat dan keluarganya. Berapa banyak penyakit ini telah menyingkapkan aib seseorang yang mendatangkan ketakutan, meninggalkan kepedihan yang berganti jadi penyesalan. Betapa banyak penyakit ini telah mendatangkan musibah dan bencana.
Lihatlah seorang laki-laki itu yang tergeletak di dalam pusara. Ia bunuh diri karena cintanya tiada berbalas. Lihatlah gadis itu yang harus menanggung segala pedih derita, serta harus menerima segala cacian dan makian dari masyarakat dan keluarga karena telah rusak kegadisannya serta harus mengasuh anaknya seorang diri, hasil dari hubungan haramnya dengan seorang lelaki. Semuanya juga atas nama cinta.
- Kekosongan hati
Ini adalah faktor yang paling utama yang menyebabkan seseorang mendapatkan penyakit cinta. Ibnu ‘Uqail berkata,” Tidaklah penyakit asmara akan mucul kecuali atas orang yang suka melamun dan menganggur.” Ibnul Qaiyim berkata, ”Perkara yang paling berbahaya bagi seorang hamba adalah kehampaan hati dan jiwa. Karena sesungguhnya jiwa itu tak pernah kosong. Jika tidak disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat pasti akan terisi dengan hal-hal yang membahayakan.”
- Media informasi
Baik dalam bentuk audio, video dan media cetak. Media informasi seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menanamkan nilai dan kepercayaan dalam pola pikir manusia. Media ini memberikan saham yang sangat besar dalam membangkitkan gejolak cinta dan berahi dengan menampilkan gambar-gambar wanita yang menggoda dan menampilkan kisah-kisah cinta yang romantis melalui sinetron, film, novel, roman dan banyak lagi.
Ditambah lagi dengan penghormatan dan pujian media ini terhadap orang-orang yang dimabuk asmara. Hal ini membangun image kalau orang yang teraniaya dan orang berjuang mati-matian untuk mendapatkan pujaan hatinya dengan cara apapun adalah seorang pahlawan.
- Keliru dalam memahami hakikat cinta
Sebagian mereka beranggapan orang yang tak pernah jatuh cinta akan menjadi orang yang keras hati, tidak memiliki perasaan dan tidak memiliki sedikit pun kemuliaan. Seperti ungkapan sebuah syair, ”Jika Anda tidak pernah jatuh cinta dan tidak mengetahui arti cinta, maka jadilah batu yang keras tak memiliki rasa.”
Maka para ikhwan (pria) dan akhwat (wanita) yang sedang menapaki jalan menuju Allah SWT, janganlah tergoda dengan hal-hal yang menguras waktu dan tenaga untuk hal-hal yang tidak baik seperti berpacaran, atau mabuk asmara. Karena itu sebenarnya adalah bisikan syaitan yang terkutuk untuk menjerumuskan manusia agar lalai kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Kontributor: Ihsan Firdaus
Editor: Oki Aryono