Suaramuslim.net – Pada bulan Maret 2019, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) melakukan tur Asia yang salah satunya mengunjungi Beijing, Tiongkok. Dalam kunjungannya, MBS bertemu langsung dengan Presiden Xi Jinping.
Dalam pembicaraan mereka, MBS senang bahwa tak ada masalah antara hubungan negara Arab dan Tiongkok. Lebih jauh Xi mengajak MBS untuk melakukan kerjasama internasional untuk melawan ekstremisme dan terorisme seperti yang dilakukannya terhadap muslim Uighur. Namun, MBS yang mewakili negara Arab sebagai panutan negeri-negeri dengan penduduk mayoritas muslim malah mendukung dan memperkuat kerjasama dengan Tiongkok.
Padahal, Tiongkok menahan sebagian besar muslim Uighur dalam kamp-kamp penahanan khusus yang diklaim sebagai ‘pelatihan kejuruan’. Tiongkok mengatakan bahwa mereka melakukan program ‘reedukasi’ atau ‘pendidikan ulang’ terhadap muslim Uighur. Faktanya, muslim Uighur yang ditahan di dalam kamp didikte dengan komunisme. Mereka dipaksa untuk belajar Bahasa Mandarin, disiksa secara fisik maupun psikologis, dilenyapkan keluarganya yang tujuannya agar mereka meninggalkan Islam.
Tiongkok menganggap perlu untuk melakukan hal tersebut dengan dalih kelompok separatis yang telah melakukan serangan teroris hingga menewaskan orang bisa dibabat habis. Hal ini merupakan permainan yang dilakukan oleh Tiongkok agar program OBOR (One Belt One Route) miliknya bisa berjalan dengan baik karena muslim Uighur hidup di wilayah Xinjiang. Wilayah ini merupakan salah satu daerah dalam progam OBOR. Dalam wilayah tersebut terdapat sumber daya alam yang ingin dikeruk oleh Tiongkok tetapi tidak mendapatkan persetujuan dari muslim Uighur.
Dari sini nampak sekali alasan sebenarnya dari kebiadaban Tiongkok. Mereka sangat membenci Islam dan hanya ingin mengeruk kekayaan dari tanah yang ditinggali muslim Uighur. Memang benar bahwa orang kafir selamanya akan benci terhadap Islam. Seperti yang telah tercantum dalam surat Ali Imran ayat 118, yaitu:
“…. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS 3:118).
Itulah tabiat negara kafir ini. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan kekayaan tanpa peduli baik buruknya bagi Uighur. Itu karena mereka adalah negeri komunis yang telah mengadopsi sistem ekonomi kapitalis. Dua sistem yang sama-sama bobrok, merusak manusia dan mengebiri Tuhan.
Sangat disayangkan, MBS sebagai representasi negara Islami malah mendukung tindakan Tiongkok yang kejam juga anti-Islam tersebut. Justru dia tega membiarkan saudara muslim sendiri dibantai habis-habisan. Padahal, sesama muslim adalah saudara yang harusnya saling membantu jika saudaranya tersakiti. Seperti yang dinyatakan dalam hadis sahih berikut ini:
“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]
Inilah akibat sistem sekuler kapitalis yang diterapkan oleh semua negara yang ada di dunia saat ini. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga berkuasalah orang-orang kafir atas kaum muslim, melarang dan menghalau muslim untuk menggunakan sistem pemerintahan Islam dalam mengatur seluruh aspek kehidupannya berdasarkan Alquran dan hadis. Yang ada hanyalah sistem pemerintahan sekuler.
Peraturan itu dibuat oleh akal orang-orang kafir untuk semakin menjajah kaum muslim dan membuat muslim terpuruk dari semua sisi. Para pemimpin negeri Islam pun menjelma para pengkhianat. Mereka semua tega menjual darah dan nyawa saudaranya demi kemilau dunia.
Untuk itu, sebagai kaum muslim, kita wajib untuk menerapkan syariat Islam yang telah Allah turunkan dalam sistem pemerintahan Islam yaitu Khilafah ala minhajin nubuwwah. Inilah sistem yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dan dikabarkan oleh Rasulullah SAW.
Hanya dengannya akan terwujud Islam rahmatan lil alamin. Hanya dengannya, harapan umat ini untuk mampu menyelamatkan saudaranya muslim Uighur dari siksaan dan hinaan Tiongkok dapat berwujud nyata. Lewat kepemimpinan seorang Khalifah yang meneladani Rasulullah dalam memimpin rakyatnya dan berani menentang seluruh negara yang menghinakan agamanya.
Itulah cita-cita kita bersama. Itulah mimpi yang harus kita imani, selalu ada dalam doa kita dan menjadi konsentrasi perjuangan kita dari subuh hingga malam. Sampai izin dan pertolongan-Nya membawa kita pada kemenangan umat ini: tegaknya Khilafah lewat perjuangan umat Muhammad. Wa ma taufik illa billah.*
Kontributor: Eka Rahmi Maulidiyah, S. Hum
Editor: Muhammad Nashir
*Opini yang terkandung dalam artikel ini adalah milik penulis sendiri, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial suaramuslim.net.