Dampak Liberalisasi Lifestyle: Menukar Kehormatan Perempuan dengan Materi

Dampak Liberalisasi Lifestyle: Menukar Kehormatan Perempuan dengan Materi

Dampak Liberalisasi Lifestyle Menukar Kehormatan Perempuan dengan Materi
Ilustrasi seorang perempuan (Ils: Pinterest)

Suaramuslim.net – Berita menggemparkan datang dari perusahaan jasa lelang keperawanan di Jerman, Cinderella Escorts. Menurut pengelola Cinderella Escorts (CE), ada ratusan wanita Indonesia mengajukan lamaran untuk menjual keperawanan dengan harga tinggi. Kurang lebih 350 perempuan Indonesia resmi mendaftar di situs lelang keperawanan skala internasional. Klien-klien dari perusahaan ini merupakan para pengusaha, politisi bahkan pesepak bola di seluruh dunia.

Baru-baru ini Fela (nama samaran) asal Indonesia diberitakan bahwa ia melelang keperawanannya seharga Rp19 miliar. Tren menjual keperawanan rupanya tak hanya terjadi di negara-negar besar Eropa macam Jerman, Prancis, dan Rumania. Karena pada kenyataannya ini juga terjadi di Indonesia dan wilayah Asia.

Di tengah kesempitan hidup, biaya hidup tinggi, lifestyle hedon dan pemikiran bahwa uang adalah segalanya. Menjadikan para perempuan rela menjual keperawanan agar dapat menutupi seluruh kebutuhan hidupnya.

Negara Abai atas Kehormatan Perempuan

Dalam sistem kapitalisme seperti saat ini, kehidupan manusia sangat menderita. Ekonomi kapitalis telah melahirkan kemiskinan yang luas, kesenjangan sosial di mana-mana, kenikmatan harta hanya dirasakan oleh sedikit orang. Karena kemiskinan inilah, banyak perempuan yang terpaksa bekerja bahkan telah mengeksploitasi dirinya untuk mendapatkan uang.

Dengan banyaknya kasus prostitusi di Indonesia, membuktikan bahwa negara, dalam hal ini pemerintah, gagal dalam melindungi kehormatan perempuan. Hak-hak perempuan yang telah diatur dalam undang-undang pun terbukti tidak terealisasikan.

Tidak terealisasikannya kewajiban negara tersebut, mengharuskan seorang perempuan mengatasi masalah kebutuhannya sendiri, walaupun harus dengan cara menjual kehormatannya. Sehingga wanita dalam sistem kapitalisme kehormatannya, tetapi justru dianggap sebagai objek pemuas nafsu lelaki hidung belang. Undang-undang (UU) Perlindungan Perempuan hanyalah sebatas retorika kosong semata, tak benar-benar mampu menjaga kehormatan perempuan.

Islam Memuliakan Perempuan

Dalam perspektif Islam, perempuan adalah kehormatan yang wajib dijaga. Sistem Islam yang diterapkan oleh daulah Islam berbeda dengan sistem kapitalis. Sistem pemerintahan khilafah tidak hanya menjamin kesejahteraan rakyat, namun juga ketenteraman hidup seluruh masyarakat, termasuk di dalamnya kaum perempuan.

Khilafah memandang perempuan dalam posisi terhomat, mulia dan senantiasa memastikan mereka mampu untuk menjalankan peran dalam melahirkan generasi yang cemerlang. Khilafah akan menjamin pelaksanaan tugas utama perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah. Hal ini tentu untuk menjaga kedudukan utamanya sebagai ibu generasi.

Terkait permasalahan ekonomi yang sangat mencekik seperti saat ini, yang menjadikan banyak perempuan terpaksa menjual kehormatannya, Islam pun memiliki solusinya, yaitu dengan mewajibkan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap perempuan untuk memenuhi hak mereka dengan baik, termasuk negara.

Negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan bagi laki-laki agar dapat memberi nafkah kepada keluarga mereka. Negara juga wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan, seperti fasilitas kesehatan dan pendidikan yang baik agar kaum perempuan bisa menjalankan perannya yang mulia dengan baik. Negara wajib menjamin keamanan dalam kehidupan publik agar saat wanita keluar rumah untuk menunaikan kewajiban, mereka dapat merasakan ketenangan.

Dalam sistem khilafah, kaum perempuan tak akan dipaksa atau pun terpaksa bekerja. Karena hak-hak mereka sebagai wanita telah terpenuhi. Sehingga tidak kita dapatkan kasus perempuan yang menjual kehormatannya hanya demi ‘sesuap nasi’ seperti kasus Cinderella Escorts saat ini. Wallahu a’lam bi ash-shawab.*

Kontributor: Indha Tri Permatsari, S. Keb, Bd. (Pratisi Kesehatan)
Editor: Muhammad Nashir

*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment