“Satu Ayah lebih berharga dari 100 guru di sekolah.”
George Herbert
Suaramuslim.net – Figur seorang ayah adalah figur yang sangat penting di zaman sekarang ini. Data statistik mengatakan bahwa orang yang bertumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah akan tumbuh dengan kelainan perilaku, kecenderungan bunuh diri dan menjadi kriminal yang kejam. Sekitar 70% para penghuni penjara dengan hukuman seumur hidup adalah orang yang bertumbuh tanpa ayah dan atau tanpa kedekatan emosional dari ayahnya.
Elly Risman Musa Psi, Pakar Parenting dan Peneliti Kenakalan Anak dari Universitas Indonesia (UI), berkesimpulan bahwa “Indonesia is the fatherless country.” Indonesia adalah negara tanpa Ayah: “ber-ayah ada, ber- ayah tiada.” Ayah hadir secara fisik, tapi tidak hadir secara emosional dan spiritual dalam jumlah dan waktu yang cukup di hadapan anak.
Faktanya, ternyata banyak anak yang bertemu ayahnya sebentar di pagi hari atau bahkan tidak bertemu sama sekali, dan baru bertemu lagi di malam hari.
“Kulakukan ini semua untuk keluarga” adalah jawaban klise yang muncul sebagai pembelaan kebanyakan ayah, “Saya bekerja untuk siapa kalau bukan untuk keluarga”.
Maunya memberi yang terbaik buat keluarga, tetapi keluarga justru menjadi korbannya. Sayangnya, kesadaran bahwa anak adalah ‘segalanya,’ sering datang belakangan, menjelang usia 50-an. Saat orang tua sudah tidak bisa berbuat apa-apa kecuali penyesalan dan kebingungan: “Kenapa keluarga kok amburadul semua, di mana salahnya?!?”
Anak-anak yang ayahnya aktif dalam pengasuhan, akan lebih berani, memiliki kemampuan membaca yang lebih baik, lebih rasional dalam mengambil keputusan, mampu membuat perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih baik dan sukses dalam pendidikan. Dari ayah, anak-anak akan belajar dua hal penting:
Ayah Mengajarkan Survival
Pertama, pelajaran untuk survival. Ayah tak kenal lelah dan pantang menyerah. Dari Ayah kita akan belajar mengenai life-skill, belajar bagaimana bertahan hidup di tengah kerasnya persaingan. Tidaklah mudah, sebab banyak hal yang perlu dipertahankan (survival) dalam kehidupan ini.
Ayah menjadi teladan, bagaimana Ayah berperan sentral dalam keluarga, bagaimana Ayah berperan dalam hal memenuhi kebutuhan keluarga, memperlakukan ibu kita dan bagaimana Ayah juga membantu membesarkan hati anak jika ada masalah. Kelak, rekam jejak pengalaman itu akan dicontoh anak-anak kita. Mengingat menjadi orang tua tidak ada sekolahnya. Kebanyakan kita hanya meniru apa yang orang tua kita lakukan kepada kita.
Ayah Menjadi Teladan Berkarier
Kedua, masalah karier. Kehadiran Ayah amatlah penting jika kita ingin sukses secara finansial dan karier. Dari seorang Ayah akan ‘diwariskan’ kemampuan berkarier dan mendapatkan kemudahan dalam karier. Karena pendampingan yang baik antara ayah dan anak akan sangat membantu menuai sukses bisnis dan berkarier kelak di kemudian hari.
Para ayah, Anda sangat dirindukan dan dibutuhkan anak-anak untuk bekal kehidupan di masa depannya. Jangan habiskan seluruh energi dan waktu di tempat kerja, sehingga waktu di rumah sudah lelah, hanya sisa-sisa energi dan duduk menonton televisi atau membaca koran. Seorang anak perlu pelukan dan perlu telinga ayahnya untuk mendengar, mengerti apa yang diceritakan dan dikeluhkannya.