SURABAYA (Suaramuslim.net) – Zakat sangat mungkin menjadi alternatif program pemerintah sebagai sumber dana untuk mengatasi kemiskinan. Sejumlah pihak meyakini, dana zakat mampu mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Syaratnya, dana zakat benar-benar dioptimalkan secara baik dan bisa dihimpun oleh lembaga amil zakat yang amanah dan profesional.
Ketua Pusat Pengelolaan Dana Sosial (PUSPAS) Universitas Airlangga Dr. Tika Widiastuti SE., M.Si dalam talkshow ranah publik di Suara Muslim Surabaya 93,8 fm (3/5) mengatakan, potensi zakat Indonesia begitu luar biasa besar. Data yang dilansir Baznas menyebutkan, di Indonesia potensi zakat sebesar Rp.217 triliun. Setiap tahunnya pengumpulan zakat terus mengalami peningkatan. Pada 2016, zakat yang diperoleh sekitar Rp2,17 triliun dan terakhir pada 2017 mencapai Rp6,22 triliun atau meningkat 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Namun berbicara realisasi penghimpunan zakat nasional masih sangat jauh dari potensinya, sekitar 1,57 persen dari PDB,” ujarnya.
Menurut Tika, peningkatan jumlah penyerapan zakat setiap tahunnya merupakan salah satu hal yang menggembirakan. Namun demikian, terjadinya gap antara potensi zakat dan nilai zakat yang terkumpul mengindikasikan ada sebagian orang Islam yang kurang termotivasi untuk membayar zakat.
“Padahal zakat adalah salah satu rukun dari rukun-rukun Islam, zakat dapat mengatasi masalah penumpukan harta di kalangan tertentu dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga jurang pendapatan antar golongan di masyarakat dapat diminimalisir,” terang Tika yang pernah menyelesaikan studi S2 di UI.
Tika menyebut, jika setiap orang Islam telah menyadari tentang kewajiban berzakat dan mengetahui berbagai macam manfaat yang akan diperoleh dengan berzakat, maka potensi zakat seharusnya dapat tercapai. Kemudian, yang lebih penting lagi adalah dana zakat terdistribusi secara optimal.
“Diharapkan terjadi distribusi yang adil di antara penerima zakat. Sehingga manfaatnya menjadi lebih terasa,” tuturnya.
Utamakan Santunan Produktif
Tika menjelaskan, penyaluran zakat ada dua macam cara. Pertama santunan konsumtif dan yang kedua santunan pemberdayaan atau produktif. Penyaluran zakat dengan cara konsumtif yaitu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun kurang membantu mereka untuk jangka panjang. Karena uang atau kebutuhan sehari-hari yang diberikan akan segera habis.
Untuk melepaskan dari kemiskinan dan ketergantungan, Tika menjelaskan, orang yang tidak mampu (mustahik zakat) harus mendapat bantuan orang lain yang mampu. Oleh sebab itu perlunya penggunaan zakat secara produktif untuk meningkatkan kehidupan masyarakat miskin. Agar mereka mampu, mandiri dan dapat mencukupi kebutuhan pokok hidupnya.
“Banyak sekali pendapat bahwa zakat yang dikeluarkan kepada delapan golongan yang dimaksud dalam Aquran, dapat bersifat produktif yaitu untuk menambah atau sebagai modal usaha mereka,” jelasnya.
Tika menilai, sebagai unit pengumpulan dan pengelolaan dana sosial, PUSPAS Universitas Airlangga memiliki tiga program prioritas. Yang pertama adalah beasiswa, kedua student exchange, dan ketiga ditujukan untuk seluruh aktivitas yang terkait dengan pencapaian WCU (World Class University).
“PUSPAS sendiri memiliki komitmen yang kuat terhadap problem mahasiswa soal biaya pendidikan. Karena itu, beasiswa menjadi salah satu prioritas. Selain itu, student exchange, juga aktivitas akademik di internasional,” lanjutnya.
Selain itu, imbuh Tika, PUSPAS juga pernah menyalurkan bantuan kepedulian kepada korban bencana Lombok bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat Al Azhar untuk membangun Rusli (Rumah Sehat Layak Huni). Selain rumah, pembangunan juga dilakukan untuk masjid/mushola, bangunan SD, dan sumur bor.
“Donasi yang kita peroleh salah satunya berwujud rumah ini untuk bantuan bencana Lombok. Bentuk bantuan yang kami berikan nyata, kali ini sifatnya bukan yang dibagi dan langsung habis. Melalui Rusli, manfaatnya bisa jangka panjang,” papar Tika.
Sahabat PUSPAS di Bulan Ramadhan
Senada dengan hal itu, Koordinator Wakaf Pusat Pengelolaan Dana Sosial Universitas Airlangga drg. Alhidayati Asymal M.Kes dalam talkshow yang sama menambahkan, PUSPAS UNAIR juga memberikan bantuan yang sebagian besar ditujukan untuk mahasiswa.
“Bantuan SOP (Sumbangan Operasional Pendidikan). Yakni, bantuan SPP semester, ditujukan bagi mahasiswa yang terkendala biaya dalam menyelesaikan perkuliahan. Juga, bantuan riset untuk mahasiswa kurang mampu yang memiliki ide untuk melakukan penelitian. Serta, bantuan laboratorium untuk mahasiswa yang terkendala peralatan laboratorium. Intinya, PUSPAS UNAIR terbuka untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa yang terkendala biaya dalam proses studinya,” terangnya.
Ade menyebut, Ramadhan tahun ini, PUSPAS UNAIR mengangkat tema Ramadan Mubarak yaitu mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah qiyamul lail dan meningkatkan kepedulian kepada sesama dengan melaksanakan zakat, infak dan sedekah. Ada banyak macam kegiatan yang sudah tersusun selama sebulan ini.
“Rangkaian acara itu dibuka dalam grand opening Ramadhan Mubarak Airlangga, tepatnya Sabtu, 4 Mei 2019 di masjid Ulul Azmi Kampus C UNAIR. Acara itu dimeriahkan 2 ustaz kondang milenial antara lain, Ustaz Aditya Abdurrahman dan Yuki PAS band,” jelas dosen yang juga berprofesi sebagai dokter gigi ini.
Menurut Ade, bagi masyarakat yang berkeinginan untuk menyalurkan zakat melalui PUSPAS nantinya bisa langsung datang ke both yang sudah tersedia di masjid Nuruzzaman kampus B, dan Kampus C Ulul Azmi. PUSPAS menyediakan tempat khusus untuk penyaluran dan konsultasi seputar zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
“Selain itu, kami juga menyediakan sahabat PUSPAS, yang siap menjemput donasi langsung ke rumah. Persoalan zakat ini merupakan kewajiban, maka diperlukan kerja keras kita semua untuk meyakinkan para muzakki (wajib zakat) membayarkan zakatnya secara tertib dan rutin kepada organisasi pengelola zakat yang resmi, sehingga dapat diakumulasi dalam data penghimpunan zakat nasional,” tandasnya.
Reporter: Dani Rohmati
Editor: Muhammad Nashir