Suaramuslim.net – Haji dan umrah backpacker belakangan menjadi tren, terutama di kalangan milenial. Selain biaya yang dikeluarkan lebih murah, jemaah bisa leluasa melakukan traveling ke beberapa destinasi menarik di negara Timur Tengah. Meski begitu, sebelum memutuskan untuk melakukan haji dan umrah secara mandiri, ada beberapa tantangan yang mesti kita ketahui agar semuanya berjalan lancar sesuai harapan.
1. Penguasaan Bahasa Asing
Rupanya ini menjadi hal utama yang mestinya diperhatikan bagi calon jemaah haji dan umrah backpaker. Agar komunikasi dengan warga negara setempat berjalan lancar tanpa adanya pemahaman salah, kita mesti menguasai bahasa asing. Minimal Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Sebenarnya untuk jemaah haji backpacker bisa saja menyewa jasa pemandu saat di Tanah Suci, tapi itu berarti kita harus mengeluarkan ongkos lebih.
2. Barang Bawaan
Tantangan kedua yang mesti diperhatikan oleh jemaah haji dan umrah backpacker berkaitan dengan barang bawaan. Calon jemaah setidaknya perlu mengenal sebagian peraturan soal keimigrasian. Jika tidak, itu akan menimbulkan masalah yang bisa menyita waktu. Seperti pengurusan barang hilang saat di bandara, atau masalah penyitaan barang tertentu yang danggap melanggar aturan bandara setempat. Masalah ini lagi-lagi akan bertambah rumit ketika calon jemaah ternyata tidak bisa berbahasa Inggris atau Arab.
3. Transit di Beberapa Negara
Calon jemaah haji dan umrah backpacker kebanyakan menggunakan maskapai murah. Risikonya perjalanannya akan banyak transit di beberapa negara. Ini bisa saja menjadi hal yang membuang-buang waktu dan ongkos. Kita mungkin tidak sadar menghabiskan banyak uang untuk biaya konsumsi atau transportasi saat transit di beberapa negara. Akan lebih baik jika kita mencari tahu terlebih dahulu rute perjalanan dari maskapai yang akan dipakai. Dengan begitu kita bisa menentukan sebelumnya apa saja yang mesti dilakukan saat transit di negara berbeda.
4. Biro Perjalanan
Tantangan terakhir untuk calon jemaah haji dan umrah backpacker adalah biro perjalanannya. Meskipun dilakukan secara mandiri, haji backpacker tetap harus menggunakan visa. Seperti kita tahu di media massa sudah banyak kasus penipuan yang dilakukan travel ilegal. Untuk diketahui bahwa visa haji dan umrah hanya bisa dikeluarkan oleh visa provider, yaitu travel yang secara resmi terdaftar di pemerintah. Untuk itu, kita mesti berhati-hati dan tidak mudah tergiur dengan tawaran agen travel yang justru ilegal.
Melakukan haji backpacker memang tidak dilarang, ini sesuai dengan kebutuhan masing-masing calon jemaah. Meski begitu, calon jemaah perlu mendapat edukasi segala hal mengenai haji dan umrah backpacker. Tujuannya agar ibadah bisa berjalan maksimal tanpa adanya kesulitan atau ancaman yang mengganggu kenyamanan jemaah di Tanah Suci. Apalagi faktanya memang terdapat perbedaan, baik secara lanskap budaya masyarakat Timur Tengah, serta perbedaan suhu cuaca yang terkadang berakibat fatal bagi kesehatan fisik jemaah.