Suaramuslim.net – Hujan deras menyambut kedatangan kami di Taiwan. Saat itu perjalanan dari Bandara Internasional Taiwan di Taoyuan menuju kota Taipei diiringi hujan di jalan tol. Sempat ada kemacetan karena waktu menunjukkan jam pulang kerja.
“Kondisi di Taiwan saat ini cenderung ekstrem, pagi dan siang hari bisa sangat panas dan sore hari turun hujan. Apalagi beberapa waktu lalu terjadi topan. Letak geografis Taiwan yang dikelilingi samudera menyebabkannya sering disambangi topan. Gempa pun terjadi hampir setiap hari. Tapi Alhamdulillah belum pernah tsunami dan semoga jangan sampai ada di negara ini,” ujar Avida, Senin (22/7), tour guide kami selama berada di Taiwan.
Redaksi Suaramuslim.net selama sepekan mendapat undangan dari Taiwan Tourism Bureau bersama sejumlah media dari Surabaya untuk mengunjungi berbagai kawasan wisata muslim friendly di negeri berpenduduk sekitar 23 juta jiwa ini dari 22-28 Juli 2019.
“Selama di Taiwan, kita akan mengunjungi tempat-tempat yang jarang dikunjungi orang Indonesia. Jadi bersiap-siap dengan pengalaman baru yang akan kalian dapatkan di sini,” kata Nyoman Astapa selaku tour leader yang menemani rombongan kami.
Saya pun penasaran, bentuk wisata seperti apa yang akan diperkenalkan? Tapi daripada penasaran, saya akan bawa pembaca ke tujuan pertama kami, restoran halal.
Masakan Thailand di Restoran Halal
Perjalanan sekitar 8 jam dari Surabaya dan sempat transit di Singapura cukup membuat lelah dan lapar, sesampainya di kota Taipei kami diantar menuju Yunus Halal Restaurant. Restoran halal pertama di Taiwan. Menu utamanya masakan Thailand. Rasa kantuk dan suntuk setelah perjalanan panjang seketika hilang karena menikmati menu-menu seafood dan Thailand yang variatif.
Restoran ini mulai beroperasi sekitar dua puluh tahun yang lalu dan telah menjadi rujukan masakan halal di kota Taipei. Haji Yunus, pemilik restoran juga melengkapi bangunan miliknya dengan ruang salat di basement. Sehingga, pengunjung tidak perlu khawatir ketinggalan salat saat bersantap.
Dari restoran haji Yunus, kami diajak menyambangi menara tertinggi di Taiwan, Taipei 101. Bangunan pencakar langit yang pernah menjadi gedung tertinggi di dunia ini dilengkapi lift super cepat, hanya perlu waktu 37 detik untuk membawa pengunjung dari lantai 5 menuju observatory di lantai 89.
Cuaca cerah setelah diguyur hujan deras. Pemandangan dari puncak Taipei 101 menyuguhkan lanskap kota metropolitan dengan segala keindahannya. Mengelilingi lantai ini, tersurat kreativitas manusia mendesain bangunan pencakar langit di daerah rawan gempa. Ada damper (peredam) seberat 600 ton yang kakinya di lantai 87 dan kepalanya di lantai 92. Fungsinya untuk menetralkan gedung saat angin kencang dan terjadi getaran.
Hotel Bintang Lima Ramah Muslim
Malam semakin larut, hiruk pikuk metropolis memang tidak ada habisnya, tapi tenaga harus diistirahatkan untuk perjalanan menantang di hari-hari berikutnya di pulau Formosa.
The Sherwood Taipei menjadi peristirahatan pertama kami. Hotel bintang lima yang terletak di Minsheng East Road Songshan District, Section 3, No. 111, Taipei, ini menyiapkan layanan muslim friendly untuk tamu-tamu muslim dari berbagai negara. Alquran dan sajadah tersedia di kamar hotel, dilengkapi arah kiblat dan menu halal yang sudah mendapatkan sertifikat dari Chinese Muslim Association.
“Kami memiliki prosedur yang sangat jelas untuk menyambut dan memberikan akomodasi kepada pengunjung muslim agar mereka merasa tenang saat bermalam dan menikmati menu yang disediakan hotel ini,” ujar Achim v Hake, General Manager The Sherwood saat diwawancarai pagi harinya, Selasa (23/7).
Achim mengaku, konsep muslim friendly yang mereka terapkan mampu memberi kenaikan pengunjung dalam beberapa tahun ini. Apalagi, pihaknya terus memperbarui sertifikat halal kepada asosiasi muslim.
Taipei memang memikat dengan segala kemajuannya. Tapi petualangan yang sesungguhnya baru dimulai saat turun pesawat dari bandara Taitung menuju kawasan wisata alam dan budaya di Chulu.
Bersambung ke halaman 2