Suaramuslim.net – Masjid Nabawi adalah tujuan utama bagi jemaah haji dan umrah, ketika sampai di Madinah. Banyak tempat yang memiliki nilai sejarah, terutama bagi perjalanan dakwah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini seperti yang diterangkan dalam buku berjudul “Al-Madinah Al-Munawwarah Research & Studies Center” (2013), King Fahd National Library Cataloging In Publication Data. Berikut ini uraian selengkapnya.
Mimbar Masjid Nabawi
Ketika Rasulullah berkhutbah, beliau bersandar di batang kurma. Kemudian dibuatkanlah mimbar untuk beliau. Sebuah mimbar yang terdiri dari tiga anak tangga pada tahun ketujuh hijriah (628 M) atau tahun kedelapan hijriah (629 M). Mimbar tersebut diletakkan di sebelah barat beliau salat.
Mimbar tersebut masih tetap kokoh hingga tahun 654 H (1256 M), saat itu mimbar terbakar bersama dengan kebakaran yang melanda masjid Nabawi.
Sedangkan mimbar saat ini, kembali kepada masa pemerintahan Sultan Utsmaniyyah yang bernama Murad pada tahun 998 H/1590 M.
Mimbar Rasulullah memiliki beberapa keutamaan, seperti yang diterangkan dalam hadis Nabi, di antaranya adalah:
ما بين بيتي و منبري روضة من رياض الجنة ، و منبري على حوضي
“Antara rumahku dan mimbarku adalah taman di antara taman-taman surga dan mimbarku (kelak) berada di atas telagaku.“ (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis lain disebutkan,
إن منبري على ترعة من ترع الجنة
“Sesungguhnya mimbarku di atas salah satu aliran-aliran surga.“ (HR. Ahmad).
Suffah
Suffah adalah sebuah tempat di bagian belakang bangunan lama masjid Nabawi, sebelah baratnya tempat yang sekarang dikenal dengan “dakkatul aghwat“, agak ke selatan sedikit. Tempat tersebut tidak memiliki tanda apa pun saat ini.
Rasulullah memerintahkan agar tempat ini diberi atap dari pelepah kurma, lalu dinamai dengan “suffah“ atau “zhillah“ (naungan). Tempat tersebut dipersiapkan untuk persinggahan kaum Muhajirin yang belum beristri, para fakir miskin dan para pendatang yang tidak memiliki tempat tinggal.
Mayoritas pekerjaan penghuni Suffah adalah belajar Al Quran dan hukum-hukum syariah dari Rasulullah, atau dari orang yang diutus oleh Rasulullah. Untuk itu, apabila waktu perang tiba, orang-orang yang mampu dari kalangan mereka keluar untuk berjihad.
Sebagian sahabat Nabi dari golongan Suffah yang merupakan orang-orang terkenal dan paling menonjol adalah Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Demikian tentang Masjid Nabawi dan bagian-bagiannya. Harapannya kita dapat memahami dengan benar, sehingga tidak keluar dari nilai-nilai agama yang terdapat dalam Alquran dan hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga kita dapat menjaga kemurnian ibadah haji dan umrah kita.
Washil Bahalwan
Penulis adalah Ketua Lazis Yamas Surabaya