SURABAYA (Suaramuslim.net) – Keyakinan dan kemauan yang sangat kuat untuk bisa sembuh dari penyakitnya ketika menjalankan ibadah haji, menjadi hadiah terindah bagi Tasrip (51 tahun) dan istrinya, Julaekah (41 tahun).
Sabtu (14/9) pukul 10.00 WIB, ia bersama dengan jemaah haji yang tergabung dalam kloter 80 tiba di Debarkasi Surabaya dalam keadaan sehat wal afiat.
Hal tersebut berbanding terbalik saat keberangkatannya ke Debarkasi Surabaya. Didorong oleh istrinya, 40 hari lalu Tasrip harus menggunakan kursi roda karena kondisi fisiknya yang masih lemah.
Tiga pekan menjelang keberangkatannya ke tanah suci, Tasrip harus menjalani opname pada salah satu rumah sakit di Kabupaten Lamongan.
Menurut penjelasan tim medis yang menangani, terang Tasrip, ada masalah pada jantung, tensi darah tinggi, serta pada saluran buang air besar dan air kecil.
Karena penyakit komplikasi tersebut, tiga dokter yang menangani guru SMPN 1 Sukodadi Lamongan ini memiliki tindak lanjut penanganan medis yang berbeda.
“Dokter yang satu menyuruh untuk operasi, sedang dokter lainnya melarang, tidak boleh dilakukan operasi karena ada masalah pada jantung saya,” tutur warga Desa Sumberaji Kecamatan Sukodadi Lamongan.
Akhirnya, tambah Tasrip ia dipulangkan tanpa ada keputusan akhir untuk penanganan dirinya.
“Akhirnya, setelah opname selama satu pekan, saya pulang mbecak ke rumah dengan menangis. Saya berdoa dalam hati, semoga saya cepat sembuh dapat menjalankan ibadah haji. Saya pasrah, saya yakin saya pasti akan diberikan kesembuhan oleh Allah di tanah suci,” kenang Tasrip.
Tiga hari menjelang keberangkatan, terjadi keajaiban pada diri Tasrip. Rasa sakit yang ia rasakan sejak beberapa pekan yang lalu perlahan mulai hilang meski tidak secara total.
Sejak tiba di tanah suci, terangnya, ia selalu rajin membasuh seluruh tubuhnya dengan air zamzam dan berdoa di raudhah, makam Rasulullah, berharap Allah memberikan kesembuhan total dan melenyapkan semua penyakit yang ada pada dirinya.
Kiranya, untaian doa khusyuk Tasrip didengar dan dikabulkan Allah. Hingga puncaknya, Tasrip tak lagi merasakan rasa sakit sekali seperti yang pernah ia keluhkan selama ini.
“Alhamdulillah, selama di tanah suci saya sehat. Penyakit yang saya rasakan sebelumnya, hilang semua. Dokter dan tim kesehatan di kloter saya sampai heran melihat kondisi saya, menjadi sehat,” jelas Tasrip.
Tasrip pun dapat menjalankan semua rangkaian ibadah haji tanpa bantuan kursi roda. Sehari menjelang meninggalkan kota Mekkah menuju kota Madinah, ia menghibahkan kursi rodanya pada panitia penerima hibah kompleks Masjidil Haram Mekkah.
“Kursi roda saya hibahkan pada panitia penerima hibah di kompleks Masjidil Haram. Sudah, saya memang tidak ingin melihat dan memakai kursi roda lagi. Semoga saya akan terus sehat dan tidak perlu memakai kursi roda,” tutur Tasrip.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir