JAKARTA (Suaramuslim.net) – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan agar kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan di daerah wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Untuk itu, Kemendikbud menyediakan bantuan ruang kelas aman asap maupun 486 eksemplar buku-buku bacaan, 650 paket perlengkapan sekolah dan 28.970 masker bagi peserta didik bagi enam provinsi terdampak karhutla seperti Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
“Dari beberapa direktorat Kemendikbud kami memberikan 258 bantuan ruang kelas aman asap di Riau, Kalbar dan Kalteng termasuk di dalamnya 518 exhaust fan dan 518 kipas angin,” jelas Aswin Wihdiyanto, Kasubdit Kurikulum, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 dengan tema “Penanganan Kesehatan, Pendidikan, dan Sosial Bencana Karhutla” di Ruang Serba Guna Gedung Utama Kemenkominfo, Jakarta, Rabu (25/9).
Menurut Aswin Wihdiyanto, ruang kelas aman asap merupakan upaya dari Kemendikbud agar para murid dan guru dapat tetap menjalankan proses pendidikan meski dalam kondisi diselimuti asap. Model ini pernah dipakai ketika terjadi bencana karhutla tahun 2015.
“Membangun ruang kelas sekolah tanpa asap dengan memakai kain drakon, kipas angin, lalu kain itu dibasahi air sudah kita terapkan di tahun 2015 tapi tidak massif. Karena masih terkendala anggaran kalau harus memasang ribuan kelas di daerah terdampak tersebut,” jelasnya.
Ketika kondisinya sudah parah, lanjutnya, Kemendikbud sudah menyediakan portal belajar secara daring bagi para tenaga pendidik maupun siswa di daerah seperti televisi edukasi, rumah belajar, radio suara edukasi, buku sekolah elektronik. Ini salah satu upaya Kemendikbud agar penyelenggaraan belajar mengajar tetap berjalan
Sejauh ini ada sekitar 3 juta siswa dan guru berpotensi terpapar asap karhutla di enam provinsi yakni Sumsel, Riau, Sumber, Jambi, Kalbar dan Kalteng. Sejak Februari 2019, pemerintah daerah setempat sudah menyatakan status siaga darurat yang sekaligus meliburkan kegiatan belajar mengajar dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir