Suaramuslim.net – Setiap orang dipastikan dapat dipastikan hafal luar kepala surat ‘al-Ikhlas’. Ada yang menyebutnya dengan ‘qul hu’; Maksunya, surat yang diawali dengan lafadz ‘Qul Huwa’. Ternyata, sebagaimana keterangan dalam kitab ‘tahrir wa at-tanwir’, para sahabat juga menamaikanya dengan istilah ini. Surat al Ikhlas memang surat yang terpendek dalam Al Quran, walau demikian surat ini memiliki keutamaan yang sangat luar biasa.
Dari segi maknanya, surat ini menjelaskan nilai tauhid yang sangat padat dan dengan gaya yang cukup tinggi. Maka, seseorang yang membacanya dengan khusyuk dan menghayati maknanya akan dibawa menuju keikhalsan ber-Tauhid. Berikut ulasan keutamaan-keutamaan yang disebutkan oleh Nabi dan para Ulama.
1. Qalaupun berjumlah empat ayat, surat ini sebanding dengan sepertiga Al Quran
Banyak hadis-hadis yang menerangkan tentang hal ini. sehingga banyak diantaranya para sahabat yang membacanya dalam berbagai kesempatan. Di antaranya adalah dalam hadis sahih yang diceritakan Abu Said al-Hudry.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ، أَنَّ رَجُلًا سَمِعَ رَجُلًا يَقْرَأُ: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ يُرَدِّدُهَا، فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ، وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ»
Dari Abi Said al-Hudry, dia menceritakan bahwa ada seseorang yang mendengar orang lain membaca ‘Qul Huwallah ahad’ berulang-ulang. Ketika pagi hari, dia mendatangai Rasulullah SAW seraya menceritakan kejadian tersebut. Kemudian Rasulullah saw menjelaskan; ‘Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggamanya, Surat Ikhlas sebanding dengan sepertinga al-Qur`an. (HR Bukhari)
Dalam keterangan hasan sahih yang lain, sahabat Anas Bin malik menceritakan bahwa ada seseorang yang menyatakan kepada Rasulullah bahwa mengidolakan surat al Ikhlas. Sehigga dia sangat sering membacanya berulang-ulang. Rasulullah tidak menyalahkannya. Bahkan beliau menyatakan “kecintaanmu kepada al-Ikhlas akan memasukkanmu ke dalam Surga.” (HR Ahmad dan Tirmidzy).
2. Penjaga ketika tidur
Tidur merupakan bentuk mati kecil. Saat tidur sering kali setan masuk ke dalam mimpi seseorang, sehingga melihat hal-hal yang menakutkan atau membuat hati resah. Selain itu terkadang setan juga menganggunya dengan membawa ruh antara dua alam, sehingga tidur tidak nyenyak. Maka dianjurkan membaca surat al Ikhlas, al-falaq dan an-nas sebelum tidur, meniupkan ke tangan dan mengusapkanya ke tubuh. Hal ini sebagaimana sebuah hadis sahih.
عَنْ عَائِشَةَ: ” أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ، ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الفَلَقِ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ، يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ “
Diceritakan dari Aisyah, bahwa ketika rasulullah SAW hendak beranjak ke tempat tidur, beliau menengadahkan kedua telapak tangan dan meniupnya sambil membaca ‘Qulhuwallh ahad, qul `audzu bi rabbil falaq, qul `audz birabbinnas’, kemudian mengusapkan sekadarnya ke seluruh bagian tubuh, dimulai dari kepala dan wajah, dilanjutkan ke tubuhnya sebanyak tiga kali. (HR Bukhari)
3. Bacaan yang bisa mencukupi segala hajat
Selain itu, dalam surat al Ikhlas juga dianjurkan secara khusus setiap pagi dan sore. Fadilahnya adalah jika dibaca pada dua waktu ini surat al ikhlas mencukupi kita dari segala sesuatu. At-Thibbi menjelaskan, maksud dari lafdz ‘mencukupi’ adalah menolak segala keburukan. Hal ini berdasarkan keterangan nabi dalam sebuah hadis hasan sahih yang berbunyi.
عَنْ أَبِي أَسِيدٍ الْبَرَّادِ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خُبَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ قَالَ: خَرَجْنَا فِي لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُصَلِّيَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ، فَقَال:َ «أَصَلَّيْتُمْ ؟» فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا، فَقَالَ : قُلْ فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا، ثُمَّ قَالَ: قُلْ، فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا، ثُمَّ قَالَ: قُلْ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَقُولُ؟ قَالَ: قُلْ: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، حِينَ تُمْسِي وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ.
Dari Abu Asid al-Barrad dari Mu`dz bin Abdillah bin Hubaib, dari ayahnya. Dia berkata. “Kami keluar saat kondisi hujan pada malam yang gelap gulita untuk mencari Rasulullah SAW agar melaksanakan shalat dan bertemu Beliau. Beliau bertanya ‘apakah kalian sudah shalat?’. Saya tidak berkata sepatah kata pun. Beliau berkata: ‘katakanlah saya tidak berkata apa-apa’, Beliau mengulangi lagi ‘katakanlah saya tidak berkata apa-apa’, kemudian beliau berkata: ‘katakanlah’. Maka saya bertanya: ‘ Ya Rasulallah, apa yang harus saya katakan?”. Beliau menjawab bacalah “Qul huwaallah ahad” ketika sore dan pagi hari tiga kali. Bacaan ini mencukupnya dari segala sesuatu.” (HR Abu daud dan Tirmidzy)
5. Mendapat panggilan khusus di hari Qiyamat
Saat semua makhluk Allah di bangkitkan dari kuburnya secara bersamaan. Orang yang senantiasa mengistiqomahkan membaca surat al-Ikhlas minimal lima puluh kali sehari akan diistimewakan secara khusus, dipanggil dengan julukan Sang Pemuji ‘madih’ agar segara bergegas menuju syurga. Dalam sebuah hadis sahih disebutkan;
عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسِينَ مَرَّةً نُودِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ قَبْرِهِ: قُمْ يا مادح الله فَادْخُلِ الْجَنَّةَ»
Dari Jabir berkata bahwa Rasulullah saw bersabda; barang siapa membaca Qul huwallah ahad lima puluh kali setiap harinya, maka di akan dipanggil dari kuburnta di hari Qiyamat; “Bangunlan wahai pemuji Allah, masuklah ke dalam syurga’. (HR Thabrani. Hadis ke 9446)
6. Ketika meninggal dishalatkan oleh para malaikat
Dalam sebuah riwayat sahih sahabat Mu`awiah AL-Muzani mendapat derajat kesyahidan. Jenazahnya dishalatkan oleh Rasulullah dan Jibril dan barisan malaikat yang lain. Tentu ini sangat luar biasa, karena jarang Jibril dan pasukannya datang khusus hanya untuk sahabat Mu`aiyah al-Muzani yang bukan sahabat utama yang dijanjikan syurga. Rasulullah pun tidak mengetahui kenapa dia mendapat kehormatan tinggi. Jibril menjelaskan bahwa ternyata Sahabat al-Muzani membaca surat al-Ikhlas dalam setiap geraknya.
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: أَتَى جِبْرِيلُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ بِتَبُوكَ، فَقَالَ «يَا مُحَمَّدُ، اشْهَدْ جَنَازَةَ مُعَاوِيَةَ بْنِ مُعَاوِيَةَ الْمُزَنِيِّ، فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَنَزَلَ جِبْرِيلُ فِي سَبْعِينَ أَلْفًا مِنَ الْمَلَائِكَةِ، فَوَضَعَ جَنَاحَهُ الْأَيْمَنَ عَلَى الْجِبَالِ فَتَوَاضَعْتُ، وَوَضَعَ جَنَاحَهُ الْأَيْسَرَ عَلَى الْأَرَضِينَ فَتَوَاضَعْنَ، حَتَّى نَظَرَ إِلَى مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ فَصَلَّى عَلَيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجِبْرِيلُ وَالْمَلَائِكَةُ، فَلَمَّا فَرَغَ قَالَ: يَا جِبْرِيلُ، بِمَا بَلَغَ مُعَاوِيَةُ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْمُزَنِيُّ هَذِهِ الْمَنْزِلَةَ؟ قَالَ: بِقِرَاءَةِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ قَائِمًا وَقَاعِدًا وَمَاشِيًا وَرَاكِبًا
Dari Abi Umamah, dia berkata bahwa Jibril mendatangi Rasulullah SAW dalam perang tabuk dan berkata, “Wahai Muhammad, jadilah saksi jenazah muawiyyah bi muawoyah al-Muzani, maka Rasulullah Saw pun keluar dan Jibril turun bersama barisan 70.000 malaikat. Jibril meletakkan sayap kanannya di atas Gunung maka gunung pun merendahkan diri, dan meletakkan sayap kirinya ke bumi dan bumi pun merendahkan dirinya, hingga ia melihat Makkah dan Madinah. Rasulullah, Jibril dan para malaikat pun shalat. Ketika selesai, rasulullah saw bertanya. :“Wahai Jibril, dengan amalan apa Muawiyyah bin muawyah al-Muzani mendapatkan kerhormatan ini?”. Jirbril Menjawab; “Dengan memabaca “Qul huwallah ahad baik ketika berdiri, duduk, berjalan ataupun berkendara” (7537).
Masih banyak keterangan tentang keutamaan membaca surat al-Ikhlas. Seorang ulama bernama al-Khallal (w. 439) telah menuliskan kitab khusus tentang hal ini dengan judul ‘ min fadlail surat al-Ikhlas wa ma liqariiha’; di antara keutamaan surat al-Ikhlas dan pembacanya. Ada puluhan bahkan ratusan fadlilahnya. Bagaimana al-ikhlas menurut anda? Sudahkan membacanya?
Moh. Isom Mudin (Kaprodi Aqidah dan Filsafat Islam UNIDA Gontor)