Suaramuslim.net – Allah itu Maha Kasih, tidak mungkin memblokir hamba-Nya, seburuk apa pun perilakunya. Justru yang sering kali terjadi adalah hamba-Nya yang “memblokir” Allah.
Memblokir Allah adalah dengan tidak mengambil petunjuk-Nya dan membiarkan dirinya berada dalam kesesatan sehingga sinyal keimanan terputus darinya.
Perhatikan firman-Nya;
فَمَن يُرِدِ اللّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء
Siapa saja yang Allah kehendaki untuk diberi petunjuk, Dia akan lapangkan dadanya kepada Islam dan siapa saja yang Dia kehendaki untuk disesatkan, maka Dia akan menjadikan sempit lagi berat seakan-akan mendaki langit. (Q.S. Al-An’am: 125).
Ayat ini memberikan motivasi kepada kita agar setiap muslim harus berlapang hati untuk patuh kepada ajaran Islam agar memperoleh sinyal hidayah Allah.
Sebaliknya jika seseorang merasa sempit dan sumpek dengan ajaran Islam, ia telah memutus sinyal hidayah keimanannya alias berada dalam kesesatan.
Berbicara tentang hidayah sebagai jaringan sinyal batin keimanan kepada Allah, ada tiga macam.
1. Hidayah fitrah
2. Hidayah bayan
3. Hidayah taufiq
1. Hidayah Fitrah
Hidayah ini adalah yang sudah ditanamkan kepada manusia agar memiliki kecenderungan menauhidkan Allah dan selalu berbuat kebaikan berdasar tauhid itu.
Lihat surat Ar Rum ayat 30.
فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّینِ حَنِیفࣰاۚ فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِی فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَیۡهَاۚ لَا تَبۡدِیلَ لِخَلۡقِ ٱللَّهِۚ ذَ ٰلِكَ ٱلدِّینُ ٱلۡقَیِّمُ وَلَـٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا یَعۡلَمُون
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Hadis Nabi shallallahu alaihi wa sallam:
كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (bertauhid), maka kedua orang tuanya lah yg menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. (Al-Bukhari dan Muslim).
Inilah hidayah fitrah yang sudah diberikan kepada siapa pun baik itu muslim maupun kafir. Itu pula kenapa setiap manusia yang mati sebelum balig dihukumi masuk surga.
Siapa pun yang menggunakan dan memfungsikan hidayah ini ia sudah mendapatkan sinyal ketuhanan meski belum optimal. Sinyal itu akan bagus kalau juga memfungsikan hidayah bayan, yaitu Al Quran dan Sunnah.
2. Hidayah Bayan
Ini adalah hidayah yang berfungsi memberikan penjelasan dan arahan kepada manusia agar dalam bertauhid itu benar sesuai dengan petunjuk-Nya. Inilah yang biasa disebut dengan hidayah Al Quran dan hadis Rasulullah sebagai penjelas Al Quran.
Mari kita lihat Al Baqarah ayat 2:
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.
Firman-Nya yang lain di surah Asy Syura ayat 52:
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
Hidayah bayan ini biasanya menggunakan idiom ‘ila’ yang memang berfungsi mengarahkan manusia kepada jalan yang benar. Seperti seseorang yang diberi petunjuk ke sebuah jalan dengan diberi tanda atau arah atau rambu-rambu untuk mematuhinya supaya bisa sampai ke tujuannya.
Namun demikian semua tegantung manusianya mau mengambil arahan dari Al Quran dan sunnah apa tidak.
Jika ia mengambil dan memanfaatkan hidayah dari Al Quran dan sunnah sebagai way of life nya, pastilah sinyal dengan Allah menjadi bagus.
Dan untuk mendekat dan menjadikan Al Quran sebagai pandangan hidup itu amatlah mudah. Allah Azza wa Jalla berfirman di surah Al Qamar ayat 17:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk peringatan atau pelajaran, maka adakah orang yang (mau) mengambil pelajaran?
So.. Kalau ada orang yang sesat di jalan kedurhakaan kepada Allah, jangan dikatakan kepadanya bahwa ia belum mendapat hidayah. Namun ia hanya tidak menggunakan hidayah fitrah dan bayan yang telah diberikan Allah kepadanya.
3. Hidayah Taufiq
Taufiq itu berarti kesesuaian, keserasian atau persetujuan.
Karena itu disebut hidayah taufiq adalah persetujuan, kesesuaian atau kemudahan yang datang dari Allah ketika seseorang menjalankan aktivitas menaati-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Ketika seorang hamba melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan maksimal maka Allah pun akan memberika taufiq kepadanya agar dapat menjalankan ketaatan itu dengan lebih mudah.
Bahasa mudahnya hidayah taufiq itu adalah bimbingan yang datang dari Allah.
Karena itu meskipun seseorang sudah menjadikan Al Quran dan hadis sebagai petunjuknya, ia masih tetap membutuhkan bimbingan-Nya.
Itulah kenapa kita masih tetap 17 kali membaca kalimat ‘ihdinas shirathal mustaqim’ di dalam salat. Karena jika kalimat hada/هدي tanpa idiom ila atau li (الي/لي) seperti di kalimat di atas memiliki arti bimbingan.
Karena itulah arti kalimat di atas adalah “bimbinglah kami ke jalan yang lurus.”
Taufiq ini adalah hak prerogratif Allah, Allah yang memiliki kehendak kepada siapa bimbingan-Nya diberikan, inilah makna dari ayat-ayat semisal ini:
مَن يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (Q.S Al-Kahf:17).
Dan ayat lainnya yang senada;
فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَاء وَيَهْدِي مَن يَشَاء
Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki dan menunjukkan siapa saja yang Dia kehendaki. (Q.S. Al Fath).
Karena itu, jika seseorang sudah beramal saleh, cinta dengan Al Quran dan sunnah, maka Allah akan memberikan bimbingan-Nya, atau taufiq-Nya. Ia akan mendapatkan tambahan hidayah dengan hidayah berikutnya (taufiq).
Dengan bahasa lain, seseorang yang sudah menerima hidayah bayan dan menjadikannya way of life maka ia akan mendapatkan taufiq Allah.
Allah berfirman;
وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketakwaannya. (Q.S Muhammad: 17).
So… Dari uraian di atas, perolehan hidayah pada seseorang menunjukkan indikator sinyalnya kepada Allah. Jika ia menjadikan hidayah fitrahnya dan bayannya yaitu dengan menjadikan Al Quran dan sunnah sebagai petunjuk hidupnya maka ia akan memiliki sinyal yang kuat dengan Allah, sehingga Allah akan membimbingnya.
Karena itu agar sinyal kuat nyambungnya dengan Allah maka seorang harus;
1. Menguatkan tauhidnya dengan terus mengaji ilmu tauhid dan menjauhi hal-hal yang berpotensi kepada kesyirikan.
2. Menguatkan diri untuk selalu terikat dengan syariat.
3. Mengistiqamahkan amal salehnya dengan melazimkan amalan sunnah harian.
Termasuk membaca Al Quran dan zikir petang dan pagi.
يَقُوْلُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْأَنُ وَذِكْرِي عَنْ مَسْأَلَتِى أَعْطَيْتُهُ اَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِيْنَ وَفَضْلُ كَلَامِ اللهِ عَلَى سَا ئِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللهِ عَلَى خَلْقِهِ
Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman: “Barang siapa yang sibuk membaca Al Qur’an dan zikir kepada-Ku dengan tidak memohon kepada-Ku, maka ia Aku beri sesuatu yang lebih utama dari pada apa yang Aku berikan kepada orang yang minta.” Kelebihan firman Allah atas seluruh perkataan seperti kelebihan Allah atas seluruh makhluk-Nya. (At Tirmizi).
4. Menjauhi kefasikan, kezaliman apalagi kekufuran
Karena sifat-sifat itu yang membuat Allah tidak memberikan hidayah taufiq. Perhatikan firman-firman Allah;
وَاسْمَعُواْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Dan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang fasik. (Q.S. Al-Maidah: 108).
وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Dan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim. (Q.S. Al-Baqarah: 258).
وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Dan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang kafir. (Q.S. Al-Baqarah: 264).
Ayat-ayat di atas menjadi isyarat, bahwa sifat fasik, zalim dan kufur menjadi penghalang sinyal kepada Allah muncul di hati.
5. Selalu berdoa memohon bimbingan-Nya
Ihdinas shirathal mustaqim…
Wallahu A’lam