JAKARTA (Suaramuslim.net) – Aries Susanti Rahayu mencetak prestasi sebagai atlet panjat tebing Indonesia. Ia berhasil memperoleh emas dalam ajang Piala Dunia Panjat Tebing (IFSC World Cup) yang digelar di Xiamen, Tiongkok, Sabtu (19/10).
Aries berhasil menjadi juara dunia dan mengalahkan pemegang rekor dunia, Yi Ling Song, dari Tiongkok. Selain itu, ia juga memecahkan rekor dunia sebagai perempuan pertama dalam sejarah yang mencatatkan waktu di bawah 7 detik, yaitu 6,995 detik dalam nomor speed world putri.
Aries Susanti Rahayu lahir di Grobogan, 21 Maret 1995. Pendidikannya dimulai dari SDN Taruna, Klambu, Grobogan. Ia melanjutkan pendidikan dasarnya di SMPN 1 Grobogan. Kemudian, melanjutkan sekolah di SMAN 9 Semarang dan SMA Kristen Purwodadi. Ia juga menempuh pendidikan tinggi di jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Semarang.
Perjalanan Karir
Menempuh pendidikan SD, Aries sudah menekuni cabang olahraga lari. Ia kemudian diperkenalkan cabang panjat tebing oleh guru olahraganya.
Aries menjadi atlet panjat tebing termuda di Grobogan saat berusia 14 tahun. Aries terus mengasah kemampuannya dalam panjat tebing dan berhasil masuk menjadi atlet PON. Akan tetapi, Aries tidak langsung masuk menjadi tim inti.
Awalnya, ia menjadi atlet cadangan untuk lawan tanding atlet PON. Namun, Aries justru mampu mengalahkan semua atlet Pelatda dan akhirnya dimasukkan menjadi tim inti Jateng untuk PON.
Kemudian, ia bertarung di PON Riau, tetapi terhenti di babak delapan besar.
Pada PON 2016 di Jawa Barat, Aries bermain di nomor kecepatan beregu dan memperoleh emas bersama timnya. Namun, ia belum turun di nomor perseorangan. Di awal 2017, Aries diminta memberikan pelatihan singkat tentang panjat tebing untuk tim Kopassus di Jakarta.
Di acara tersebut, ia bertemu dengan Hendra Basir, pelatih nasional panjat tebing. Aries diajak Hendra untuk turut serta berlatih bersama atlet top nasional yang dipersiapkan untuk Asian Games 2018 dengan syarat membiayai sendiri akomodasi selama latihan.
Status Aries dalam latihan ini adalah lawan tanding atau cadangan. Namun, dalam tiga kali simulasi dengan atlet pelatnas, Aries menjadi juara. Oleh karena itu, FPTI pun menjadikan Aries sebagai atlet inti Pelatnas.
Prestasi
Di debut internasional pertamanya, yaitu Kejuaraan Asia di Iran, September 2017, Aries hanya memperoleh perunggu dari nomor spesialisasinya. Ia kalah dari atlet pemanjat Tiongkok, Song Yiling, di semifinal. Pada seri kejuaraan dunia tahun 2017 yang diadakan di Xiamen, Aries memperoleh perak.
Kemudian, pada IFSC 2018 yang diadakan di Tai’an Tiongkok, Aries mendapatkan perunggu dalam nomor speed world record. Namanya menjadi sangat menonjol setelah keberhasilannya menjadi juara pada seri piala dunia di Chongqing, Tiongkok, Mei 2018.
Ia pun menjadi salah satu andalan Indonesia dalam Asian Games 2018 di nomor speed. Pada Asian Games 2018, Aries berhasil menang mengalahkan Song yang sempat mengunggulinya di Kejuaraan Asia di Iran tahun 2017.
Selain itu, ia juga berhasil mengungguli seniornya sendiri di bidang panjat tebing Indonesia, Puji Lestari. Yang terbaru, ia berhasil menjadi memecahkan rekor sebagai atlet panjat tebing tercepat dengan catatan waktu di bawah 7 detik di acara IFSC World Cup 2019 yang diselenggarakan di Xiamen, Sabtu lalu (19/10).
Kini, ia pun tengah menanti ajang terbesar di dunia, yaitu Olimpiade Tokyo 2020. Di Olimpiade Tokyo, panjat tebing untuk pertama kalinya akan dilombakan, yaitu untuk nomor perlombaan kombinasi speed, lead, dan boulder.
*Diolah dari Kompas dan berbagai sumber.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir