JAKARTA (Suaramuslim.net) – Pasar wisata halal saat ini semakin besar. Berdasarkan data Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, pada tahun 2026 akan ada 230 juta wisatawan muslim global dengan pengeluaran mencapai 300 miliar dolar.
“Ini merupakan peluang yang harus ditangkap Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia. Jumlah wisatawan muslim tidak hanya berasal dari negara-negara muslim seperti asal Timur Tengah, namun juga warga muslim di berbagai negara yang bukan mayoritas muslim,” ujar Angggota Komisi X DPR RI, Illiza Sa’aduddin Djamal dalam rilis yang diterima Suaramuslim.net, Rabu (20/11).
Illiza menyebut Indonesia tidak boleh kalah dengan negara lain seperti Korea Selatan dan Jepang yang sudah beberapa tahun terakhir gencar menawarkan konsep wisata halal.
Semua daerah, ujarnya, termasuk Bali dan wilayah Danau Toba yang memiliki potensi wisata harus menangkap potensi ini dengan mengembangkan konsep wisata halal di daerah mereka. Para pelaku usaha di industri ini harus memahami dan mengerti prinsip wisata halal.
Politisi PPP ini menjelaskan wisata halal harus dipahami dengan benar. Jangan sampai peluang potensial ini dipandang sebagai fobia. Konsep wisata ini tidak akan merusak konsep wisata yang sudah ada, namun memperkaya pilihan yang membuat para turis atau wisatawan bisa mempunyai variasi pilihan yang lebih banyak.
Illiza yakin, jika Indonesia mampu mengembangkan wisata halal dengan baik, maka akan meningkatkan jumlah wisatawan asing dan akan mendukung target 20 juta wisatawan manca negara.
“Pemerintah bisa menunjukkan keseriusan dalam mengelola dan mengembangkan wisata halal mulai dari peningkatan SDM pariwisata halal, memperkuat kebijakan dan koordinasi antar stakeholders, mendorong kemudahan akses permodalan pelaku industri wisata halal, hingga mendorong pertumbuhan industri kreatif untuk mendukung wisata halal,” pungkas Angggota Komisi X DPR RI ini.
Reporter: Dani Rohmati
Editor: Muhammad Nashir