Suaramuslim.net – Allah berfirman dalam surat Al Isra ayat 12 sebagai berikut.
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ ۖ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا
Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.
1. Banyak orang menganggap tahun Masehi itu tahun Kristen. Padahal kita menyebutnya dengan tahun syamsiyah (berdasar peredaran matahari). Dan itu bersifat universal, milik semua manusia yang hidup.
Kalender solar (syamsiyah, berdasarkan matahari), yang satu tahunnya adalah lamanya bumi mengelilingi matahari: 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik atau 365,2422 hari.
Kalender lunar (qamariyah, berdasarkan bulan), yang satu tahunnya adalah dua belas kali lamanya bulan mengelilingi bumi: 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik (29,5306 hari = 1 bulan) dikalikan dua belas, menjadi 354 hari 8 jam 48 menit 34 detik atau 354,3672 hari.
Semuanya hal itu sangat terkait hukum alam atau sunnatullah yang bersifat universal.
2. Meski diklaim sebagai milik agama Kristen namun perhitungan tahun matahari tidak ada dituliskan di kitab Injil.
Menjelang akhir abad ke-17, tahun 1698, seorang ilmuwan Jerman yang berwibawa saat itu, Prof. Dr. Erhard Weigel, berkirim surat kepada raja-raja Eropa yang beragama Protestan agar menerima kalender Gregorian. Weigel menegaskan bahwa pemakaian kalender itu tidaklah berarti tunduk kepada Paus. Ini masalah ketepatan peredaran benda langit, kata Weigel, bukan masalah agama. Lihat alvinburhani.wordpress.com.
Namun sebaliknya di Al Qur’an hal itu ada sebagaimana dalam ayat Al Isra di atas.
3. Dan juga disebut di dalam Al Qur’an ketika mengungkapkan waktu salat yang justru diperhitungkan menggunakan peredaran matahari.
أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). QS Al Isra 78.
Bahkan ketika Allah mengungkapkan berapa lama Ashabul Kahfi tinggal di gua, mengakomodir dua kalender sekaligus.
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا
Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). QS Al Kahfi: 25.
Para ulama mengatakan bahwa angka 300 tahun itu adalah menggunakan kalender Syamsiyah. Dan 309 tahun adalah kalender Qamariyah.
So… kalender Syamsiyah itu bersifat universal, dan tidak sepatutnya bagi umat Islam jika menyerahkan tahun Masehi alias Syamsiyah pada agama tertentu. Ia bersifat sunnatullah yang berlaku umum.
Sehingga pergantian tahun pun adalah hal yang alamiah yang biasa terjadi seperti pergantian hari, pekan dan bulan.
4. Karena itu pergantian tahun adalah hal yang biasa tidak perlu ada perayaan namun juga tidak boleh cuek apalagi diisi dengan hal yang negatif bahkan maksiat dan hura-hura mubazir.
Isilah dengan doa kegiatan pengajian di awal tahun Syamsiah dan hal itu diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk menyaingi acara gebyar yang negatif di pergantian tahun.
Bukankah Nabi Muhammad meminta kita berdoa di awal hari dan dan ketika melihat bulan baru. Itu sama saja kita berdoa di awal tahun, karena tidaklah mungkin muncul awal tahun kalau tidak dimulai awal hari dan awal bulan.
Coba perhatikan hadis-hadis di bawah ini:
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk). (Tirmidzi No. 3391 dan Abu Daud No. 5068. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini shahih).
Dan ada lagi sebuah doa yang faedahnya luar biasa, ini diajarkan oleh Nabi pada Fathimah supaya diamalkan pagi dan petang.
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا
Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu). (Ibnu As Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah No. 46, An Nasai dalam Al Kubra (381/ 570), Al Bazzar dalam musnadnya (4/ 25/ 3107), Al Hakim (1: 545). Sanad hadis ini hasan).
Dan juga bisa diqiyaskan kepada hadis-hadis yang menganjurkan kita untuk berdoa di awal bulan serta akhirnya seperti hadis ini.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى الْهِلاَلَ قَالَ : ” اَللهُ أَكْبَرْ ، اَللّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَمِ ، وَالتَّوْفِيْقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى ، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللهُ “. رواه الدارمي
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila melihat hilal, maka berdoa: “Allah Maha Besar. Ya Allah, perlihatkanlah bulan ini kepada kami dengan keamanan, keimanan, keselamatan, keislaman dan pertolongan pada apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah. (Ad-Darimi No. 1729).
So… Sobat muslim, ayo awali tahun ini dengan peningkatan kualitas ibadah kita sekaligus sebagai momentum muhasabah perbaikan diri kedepan.
Pergantian tahun itu adalah hal biasa sebagaimana pergantian hari. Namun menjadi luar biasa jika melakukan sesuatu yang istimewa dalam pandangan Allah, berupa ketaatan dan kebaikan.
Wallahu A’lam