YOGYAKARTA (Suaramuslim.net) – Menyambut awal tahun 2020, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) mengumpulkan para pakar dakwah dalam sebuah simposium yang bertemakan “Optimalisasi Tiga Pilar Dakwah (Masjid, Pesantren dan Kampus) Guna Memperkokoh NKRI Menuju Indonesia Maju yang Diridhoi oleh Allah SWT.”
Kegiatan ini membahas strategi dakwah untuk segmen masjid, pesantren dan kampus. Ketiga segmen ini sering disebut “Tiga Pilar Dakwah” oleh Allahyarham Mohammad Natsir sebagai pendiri DDII pada setengah abad yang lalu.
Simposium dilaksanakan bekerja sama dengan Universitas Islam Indonesia (UII), yang dahulunya pernah dirintis oleh Mohammad Natsir, pada tanggal 6 Januari 2020 pukul 08.00 hingga pukul 17.45 di Auditorium Kahar Muzakkir, Kampus UII Yogyakarta.
Acara dibuka oleh Sri Sultan Hamengkubowono ke X sekaligus juga membuka Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) DDII.
Bertindak sebagai keynote speaker adalah Rektor UII Fathul Wahid S.T., M.Sc., Ph.D. Hadir sebagai pembicara Prof. Dr. H. Didin Hafiduddin, M.Sc sebagai Ketua Umum Badan Kerjasama Pondok Pesantren se-Indonesia (BKSPPI), KH. Abdullah Hasan Sahal Pimpinan Ponpes Darussalam Gontor, KH. A. Nawawi Abdul Djalil Pimpinan Ponpes Sidogiri, Ustaz Nasir Zubaidi dari Dewan Masjid Indonesia, Prof. Dr. Hermawan KD sebagai ketua Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI), Ustaz Muhammad Jazir dari Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz Irwitono dari Masjid Al-Falah Surabaya dan Ustaz Mohammad Hafizh, M.Sc sebagai kader langsung Mohammad Natsir yang mengurus kaderisasi di lingkungan Kampus.
Simposium tentang tiga pilar dakwah ini sengaja dirancang dalam rangka Rakornas untuk menjadi bahan masukan bagi para pengurus DDII baik tingkat pusat hingga daerah tentang strategi yang efektif untuk berdakwah pada tiga pilar tersebut.
“Kita di Dewan Da’wah sungguh prihatin adanya tuduhan keji dan palsu tentang adanya penyebaran paham radikalisme yang diarahkan pada masjid, pesantren dan kampus, padahal tiga pilar tersebut selama ini menjadikan NKRI semakin kokoh,” kesal Mohammad Siddik selaku Ketua Umum DDII, seperti dalam rilis yang diterima Suaramuslim.net, Senin (6/1).
Oleh sebab itu, lanjut Siddik, simposium ini menjadi semacam oase bagi para praktisi dakwah yang sehari-hari berkecimpung di masjid, pesantren maupun kampus untuk membicarakan strategi yang tepat, akademis dan konstitusional dalam melakukan dakwah sekaligus ingin melihat lebih jernih apakah tuduhan radikalisme tersebut sebagai fakta atau fitnah yang tak berdasar alias diada-adakan.
Editor: Muhammad Nashir