ANKARA (Suaramuslim.net) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan penilaiannya terhadap rencana perdamaian Timur Tengah yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
“Apa yang disebut rencana perdamaian Timur Tengah adalah proyek pendudukan,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pada Kamis (30/1).
Berbicara pada upacara Penghargaan Media Anatolian ke-5 di ibu kota Ankara, Erdogan mengatakan Yerusalem tidak untuk dijual.
Erdogan mengutuk “Kesepakatan Abad Ini” dan mengatakan Yerusalem adalah garis merah bagi kita.
Pada hari Selasa (28/1), Presiden AS Donald Trump merilis rencananya untuk mengakhiri pertikaian Israel-Palestina di Gedung Putih. Trump didampingi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tanpa kehadiran pejabat Palestina.
Selama acara tersebut, Trump menyebut Yerusalem sebagai “ibu kota Israel yang tidak terbagi.”
Rencana perdamaian itu, secara sepihak membatalkan resolusi-resolusi PBB sebelumnya tentang masalah Palestina. Selain itu, rencana Trump tersebut menyarankan agar Palestina memberikan hampir semua yang selama ini diinginkan oleh Israel.
Berdasarkan proposal perdamaian itu, Trump menyatakan Yerusalem tetap menjadi ibu kota Israel. Sementara, Yerusalem Timur menjadi ibu kota Palestina dengan perjanjian wilayah bersama.
Palestina akan mendapatkan wilayah teritorial di dekat Gaza sebagai kompensasi hilangnya 30 persen wilayah mereka di Tepi Barat. Selain itu, Gaza dan Tepi Barat akan dihubungkan dengan transportasi kereta api berkecepatan tinggi. Lembah Yordan yang merupakan sepertiga dari Tepi Barat tetap menjadi bagian dari Israel.
Dalam proposal perdamaian itu, Trump menawarkan pembentukan negara Palestina yang tidak dikontrol oleh Israel secara menyeluruh di beberapa daerah. Namun, untuk mendapatkan kemerdekaan Trump memberikan syarat kepada Palestina agar membubarkan kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza.
Sumber: Anadolu Agency