DEPOK (Suaramuslim.net) – Aliansi Cerahkan Negeri (ACN) melakukan silaturahim kepada Hj. Elly Farida, Ibu Wali Kota Depok, Sabtu (8/2/2020) untuk menyampaikan dukungan ACN kepada program kerja wali kota Depok terkait ketahanan keluarga, Depok ramah anak, dan penyusunan Raperda anti LGBT di Kota Depok.
Silaturahim ini dihadiri masing-masing perwakilan organisasi pemuda dan mahasiswa yakni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK), Solidaritas Peduli Jilbab (SPJ) dan organisasi kepemudaan lain yang tergabung dalam ACN.
“Perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan, perekonomian, sosial, kebudayaan, pendidikan dan peran yang tidak kalah penting adalah dalam lingkup keluarga, khususnya di Kota Depok dan kami merasa peran perempuan yang dilakukan oleh Ibu Wali kota berdampak baik untuk membantu pembangunan Kota Depok dengan melakukan penataan, penanggulangan, pemberdayaan perempuan di berbagai aspek, tak terkecuali di dunia pendidikan,” ujar Maya Rahmanah, selaku perwakilan dari KAMMI Pusat di ACN membuka pembicaraan malam itu.
“Memang banyak sekali yang harus dicermati oleh kita, karena masyarakat masih menganggap bahwa pemerintah lah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap banyaknya isu kesusilaan, penyimpangan seksual, pelecehan seksual serta isu terkait anak dan perempuan,” jawab Elly Farida.
Padahal, lanjutnya, kita semua nanti akan ditanyakan pertanggungjawaban di hadapan Allah, kita semua memiliki peran, ketua RT, ketua RW, tokoh agama, ibu-ibu PKK, dan lainnya. Bahkan menurut hadis, Allah lebih mencintai hamba-Nya yang bersabar untuk memperbaiki masalah di masyarakat dibandingkan dengan hamba yang ahli ibadah namun abai dengan lingkungan di sekitarnya.
Elly menyampaikan bahwa di Depok sudah banyak membuat inovasi gerakan yang dilakukan untuk menjadikan Depok sebagai kota ramah anak, seperti Gersapanong (Gerakan Sapa Anak Nongkrong) yang sedang digalakkan oleh ibu-ibu PKK di Kota Depok, gerakan ini bertujuan untuk mengingatkan remaja yang masih nongkrong di malam hari untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
“Anakku, anakmu, anak kita semua. Rasa kepemilikan dan kepedulian itu lah yang harus ditanamkan kita semua, kalau kita semua bergerak, kita pasti bisa menjadikan Depok kota yang ramah anak,” lanjut Elly.
Terkait isu ketahanan keluarga, Elly mengungkapkan bahwa setelah diterapkan perda ketahanan keluarga memang pemerintah kota Depok menerima banyak sekali aduan terkait permasalahan yang ada dalam lingkup keluarga.
“Isu ketahanan keluarga memang layaknya gunung es, sehingga di periode ini harus dibentuk Tim Respons Cepat (TRC) yang aktif 24 jam untuk turun ke lapangan dan bekerja sama dengan mitra Kota Depok. Kami juga terbantu dengan adanya Kader Ramah Keluarga (KRK) yang bekerja di bawah Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK), meskipun mereka baru berjumlah sekitar seratus orang KRK, namun kerja mereka sangat membantu penjangkauan dan penanganan kasus. Sehingga jika ada aduan kami bisa langsung bekerja sama dengan psikolog atau profesional yang berwenang dalam melakukan penanganan kasus yang berkaitan dengan ketahanan keluarga dan memang harus diakui kasus terbesar adalah pelecehan seksual yang terjadi pada anak-anak,” lanjut Elly.
Banyaknya kasus terkait seksual yang terjadi saat ini juga menjadi salah satu faktor akan dibentuknya crisis center LGBT di kota Depok.
“Makanya ketika kemarin Bapak (Wali Kota Depok) ingin membuat crisis center LGBT, gerah lah itu LSM-LSM yang membela LGBT bahkan sampai dunia internasional juga ingin mengintervensi. Bahkan ada beberapa pelaku homoseksual yang dengan lantang menyatakan “Depok rumah kami!” Lho kami juga akan dengan lantang mengatakan bahwa Depok juga rumah kami, kami gak mau anak-anak kami, cucu-cucu kami, kami tidak mau generasi kami mengalami penyimpangan seksual,” ungkap Elly saat menceritakan momen saat pemerintah Depok ditekan berbagai pihak terkait isu LGBT di Kota Depok.
“Hanya saja, kita memang harus membungkus semua penyuluhan dan pendekatan kepada warga dengan cara yang cantik, karena kebanyakan jika kita langsung menyatakan penolakan masyarakat akan lebih defensif, jadi ada baiknya jika kita melakukan penanganan yang bersifat persuasif,” lanjut Elly.
“ACN akan terus mendukung dan membantu Pemkot Depok untuk mengawal dan merealisasikan segala kegiatan yang berhubungan dengan ketahanan keluarga dan pencegahan dini kerusakan moral serta budaya bangsa yang religius dan beradab dari ruang lingkup terkecil yaitu keluarga hingga ruang lingkup terbesar yaitu masyarakat,” pungkas Rifda perwakilan CAN.
Editor: Muhammad Nashir