SURABAYA (Suaramuslim.net) – Di tengah mewabahnya virus corona, Suara Muslim Radio Network mengikuti anjuran pemerintah dan ulama untuk melakukan social distancing dan work from home.
Jaringan radio Islam terbesar di Jawa Timur ini mulai memberlakukan kerja dari rumah untuk kru divisi non-program sejak Selasa 17 Maret 2020. Tahap berikutnya adalah meniadakan narasumber datang langsung ke studio untuk memperkecil lalu lintas orang keluar masuk. Siaran dilakukan melalui sambungan telepon.
Berikutnya pada Rabu (25/3) kebijakan kerja dari rumah total diberlakukan untuk semua kru divisi program. Alhasil siaran dilakukan jarak jauh dengan perangkat teknologi yang terhubung dengan sistem komputer di stasiun radio.
Tidak berhenti sampai di sana, tim Suara Muslim terus melakukan kreasi agar pendengar bisa menikmati siaran langsung meskipun antara penyiar dan narasumber masing-masing berada di rumah, tidak di studio.
Pada Kamis (26/3) malam terlaksana siaran parenting on air-online dengan tema Menguatkan Keluarga di Tengah Corona bersama Direktur Griya Parenting Indonesia, Ustaz Miftahul Jinan, M.Pd.I.
CEO Suara Muslim Radio Network, Irwitono, menyebutnya sebagai sejarah Suara Muslim, bisa siaran nasional dengan memanfaatkan teknologi komunikasi.
“Awalnya sebenarnya ikhtiar kami untuk memfasilitasi dan mengakomodasi kajian online via Zoom bersama Ustaz Miftahul Jinan yang ternyata peminatnya di luar perkiraan. Nah kemudian muncul ide, bagaimana bila kajian online bisa disiarkan on air di radio, sekaligus bisa diakses radio streaming,” ujar pria yang akrab disapa Irwit ini, Jumat (27/3).
Alhamdulillah ada solusi, imbuhnya, siaran kajian online bisa disiarkan on air dengan lancar, bahkan diikuti peserta dari Malaysia, Rusia, Jerman, USA, Korea Selatan, dll.
“Semua masih perlu evaluasi, learning by doing dengan mengoptimalkan sinergi tim teknik, program dan online,” kata Irwit.
Menurutnya, ini tantangan baru, siaran masa depan Suara Muslim di era digital. Sekarang tinggal memikirkan bagaimana kajian online ini bisa lebih bermanfaat untuk semua pemangku kepentingan terutama pendengar dan mitra usaha.
“Kuncinya menjaga kualitas penyajian dan mempertahankan kontinuitas kajian. Apalagi di saat banyak masyarakat yang tinggal di rumah seperti sekarang, mereka juga membutuhkan pencerahan spiritual dan penguatan iman menghadapi situasi krisis pandemi virus corona. InsyaAllah Suara Muslim berkomitmen menyajikan yang terbaik dan bermanfaat untuk masyarakat.” Tutup Irwit.
Ustaz Miftahul Jinan sendiri dalam kajiannya menyebutkan di saat wabah corona dan kita diminta berdiam diri di rumah, setidaknya memberi tiga hikmah.
“Pertama musibah ini adalah tantangan agar mendidik anak-anak bersabar, ketika mereka sabar, kekuatannya akan meningkat. Ingat bahwa musibah ini jadi proses pembelajaran mempertangguh anak-anak kita,” kata Ustaz Jinan.
Berikutnya, lanjut Ustaz Jinan, wabah corona memaksa kita untuk bersatu. Apalagi dalam keluarga ada anak, orang tua, kakek nenek, yang mungkin berisiko tinggi. Ini tantangan agar semua memikul keselamatan bersama. Dan anak-anak harus dipahamkan tentang ini.
Anak-anak ini, ucapnya, perlu mendapatkan masalah dan hari ini mereka mendapatkannya. Mereka harus mengontrol keinginan agar tidak main di luar rumah, tidak bisa belajar dan bermain dengan temannya di sekolah. Apa yang dulunya mudah, sekarang jadi sulit, sekarang harus diam di rumah.
“Tantangan kita adalah mendampingi anak untuk merasakan masalah, mengambil hikmah dalam keterbatasan sehingga mampu dilewati dan menjadikannya sebuah nikmat. Yaitu menguatkan akar mereka dalam kehidupan nantinya,” pungkas Ustaz Jinan.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir