Suaramuslim.net – Rasulullah SAW merupakan sosok yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah Islam. Beliau merupakan nabi sekaligus rasul yang diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan agama-Nya kepada kaum Quraisy. Selain diberi mukjizat berupa Al-Qur’an, beliau juga merupakan nabi dan rasul terakhir yang diutus untuk menyebarkan ajaran Islam dengan menyampaikan firman Allah yang disampaikan melalui perantara malaikat Jibril.
Di tempat tinggalnya, Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang senantiasa jujur sehingga sangat dipercaya oleh kaumnya. Saking terpercayanya, orang-orang memberinya julukan yang disebut Al-Amin atau orang yang terpercaya. Namun, laqab yang demikian tidak membuat Nabi Muhammad SAW dapat melakukan dakwah dengan mudah. Meskipun beberapa kali nyaris terbunuh, Rasulullah tidak pernah menyerah dan putus asa dalam ber-dakwah dan tetap menyebarkan ajaran-Nya dengan jalan kebaikan.
Allah SWT mengutus beliau bukan semata-mata menyebarkan agama Islam, melainkan juga untuk meluruskan dan memperbaiki akhlaq umat manusia di muka bumi. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.“.
Di dalam kehidupan dunia ini terdapat tiga jenis akhlak yang patut dicontoh. Rasulullah sendiri merupakan suri tauladan yang paling baik karena memiliki akhlak yang paling agung
Akhlak yang pertama adalah al-akhlaq al-hasanah atau akhlak yang baik.
Ketika seseorang memiliki teman sepergaulan yang baik, mereka sesekali akan melakukan perbuatan yang baik untuk menyenangkan temannya tersebut. Ketika teman tersebut merasa senang dan berterima kasih, ia akan memberikan atau melakukan hal yang sama untuk membalas kebaikan tersebut. Membalas kebaikan seseorang dengan kebaikan yang serupa inilah yang dinamakan al-akhlaq al-hasanah.
Akhlak yang kedua adalah al-akhlaq al-karimah atau akhlak yang terpuji. Seseorang yang senantiasa bersyukur tidak pernah luput dari berbuat baik. Dengan rasa syukur yang besar tersebut maka seseorang akan selalu ingin menyebarkan kebahagiaan yang didapatnya dengan berbuat baik kepada sesamanya.
Saat tiba giliran mereka mendapatkan perbuatan tersebut, mereka akan memberikan kebaikan yang lebih dari apa yang mereka dapatkan. Membalas kebaikan seseorang dengan kebaikan yang lebih ini merupakan bentuk dari al-akhlaq al-karimah.
Akhlak yang ketiga merupakan akhlak yang senantiasa dimiliki Rasulullah SAW yaitu al-akhlaq al-‘azhimah atau akhlak yang agung. Allah SWT berfirman dalam surat Asy-Syura ayat 40 yang berbunyi ”Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah.
Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.”. Akhlak ini merupakan senjata terkuat Rasulullah SAW yang mampu meluluhkan hati orang yang tidak percaya akan kenabiannya dan bahkan berusaha untuk membunuhnya. Akhlak tersebut adalah membalas kejahatan seseorang dengan kebaikan.
Sungguh mulia Rasulullah SAW yang senantiasa sabar menghadapi kaumnya. Cemoohan yang didapatnya tidak mematahkan semangat beliau dalam mengajarkan kebenaran.
Bahkan, Rasulullah SAW membalasnya dengan menjenguknya ketika orang yang senantiasa mencemooh tersebut jatuh sakit. Rasulullah SAW memang merupakan sosok yang patut dicontoh, baik dalam gaya hidupnya, gaya berpakaiannya, sifatnya, dan akhlaknya. Semoga kita semua senantiasa diberi kesabaran oleh Allah SWT dalam menghadapi segala cobaan dan diberi kekuatan dalam menghadapinya. Wallahu a’lamu bis shawab.
*Widi Bagaskara – Penerima beasiswa sarjana Mualamat
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net