Suaramuslim.net – Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) menyebar hingga ke-200 negara di dunia. Banyak negara memberlakukan aturan penguncian diri (lockdown) demi mengerem penyebaran wabah ini. Karena penyebaran virus ini sangat cepat dan mematikan. Hingga akhir Maret 2020 jumlah kasus mencapai 529.614 di seluruh dunia, dengan angka kematian 23.976 dan jumlah pasien yang sembuh 123.380 orang.
Selama lockdown, gerak warga dibatasi. Boleh keluar rumah jika untuk beli bahan makanan, atau pergi ke mesin ATM, ke apotek, ke dokter/RS atau sekadar olahraga ringan di sekitar rumah.
Semua dipaksa berhenti
Semua dipaksa dan terpaksa tinggal di rumah. Yang bekerja, juga dipaksa bekerja di rumah atau work from home (WFH). Pekerjaannya diboyong di rumah. Rapat dan pertemuan dilakukan dengan teknologi telekomunikasi. Yang sekolah dan kuliah, dilburkan dan belajar di rumah dengan penugasan melalui media sosial dan internet. Bahkan nikah pun ditunda.
Sudah tujuh pekan (saat artikel ini ditulis) ibadah wajib seperti salat Jumat ditiadakan dan diganti dengan salat Zuhur di rumah masing-masing. Ibadah umrah dihentikan sejak Februari 2020. Pemerintah Arab Saudi ambil langkah cepat demi mencegah jatuhnya korban jiwa.
Otoritas Haramain (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) tak ingin Tanah Suci menjadi tempat mematikan. Jauh sebelum menyebar, maka dua masjid suci ini ditutup. Hanya petugas dan sebagian kecil saja yang diizinkan beribadah di sana.
Gerak kehidupan seperti (dipaksa) berhenti. Sektor ekonomi melambat. Banyak yang kesulitan mata pencaharian. Semua serba salah. Mau keluar, khawatir terpapar virus. Namun, jika tidak keluar akan yang kehilangan kesempatan bekerja dan aktivitas positif lainnya.
Banyak masjid ditutup dan tak ada aktivitas Ramadan seperti salat Tarawih, ceramah jelang berbuka puasa maupun tadarus Al-Qur’an. Semua dihentikan.
Suara Muslim tetap mengaji
Meski begitu, peluang sekecil apa pun untuk beramal saleh jangan sampai dilewatkan begitu saja. Itulah yang diyakini Radio Suara Muslim Surabaya 93.8 FM. Dengan bermodalkan pemancar yang luas jangkauannya, maka inilah peluang berbuat kebaikan di tengah keterbatasan.
Radio Suara Muslim menyediakan studionya untuk meraup pahala Ramadan. Salah satunya adalah Program Tadarus On Air. Program ini mengajak dua sampai lima orang untuk bertadarus bersama di ruang siaran tiap malam selama Ramadan.
Seperti lazimnya tadarus di masjid, salah satu peserta melantunkan ayat dan rekan lainnya menyimak. Begitu seterusnya secera bergantian. Acara ini dimulai pukul 20.30-22.00 WIB yang dipandu oleh seorang penyiar yang telah memiliki kecakapan dalam membaca Al-Qur’an. Pendengar juga bisa ikut bertadarus melalui sambungan telepon.
Imbas Covid-19, suasana berbeda dirasakan Ramadan tahun ini, karena Tadarus on Air tidak menghadirkan peserta ke studio Suara Muslim, namun mereka bergabung melalui sambungan telepon.
Tentu saja seluruh pendengar radio lainnya bisa ikut mendengarkan dan bergabung di tempatnya masing-masing. Bukankah menyimak bacaan Al-Qur’an itu mengundang rahmat Allah sekaligus pintu masuknya hidayah?
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah (baik-baik) dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raf 204).
Sesekali ada yang suaranya terbata-bata, ada juga yang bergetar karena usianya. Tapi lantunan melalui radio seperti mata air di malam corona. Program ini terus dan tidak pernah berhenti mengundang minat pendengarnya.
Donasi Program Al-Qur’an On Air
Kami mengajak Anda untuk berpartisipasi memberi dukungan ke Radio Suara Muslim dalam syiar Al-Qur’an di langit Surabaya dan sekitarnya.
Donasi dapat Anda salurkan melalui transfer ke Bank Syariah Mandiri nomor rekening 7447 444 008 atas nama Donasi Media Dakwah, Bank Syariah Mandiri (Kode Bank 451). Konfirmasikan donasi Anda nomor ke nomor 0813 3322 2487.
Jika Anda memiliki kisah yang berkesan dengan Suara Muslim, jangan ragu untuk mengirimkan ke kami di email redaksi@suaramuslim.net dan Whatsapp 0813 3322 2487.