SURABAYA (Suaramuslim.net) – Sebagai muslim, semestinya sudah hafal surat Al-Fatihah. Karena seminim-minimnya dibaca 17 kali dalam sehari saat salat. Meski sudah hafal di luar kepala, ternyata bacaannya belum tentu benar secara kaidah yang sudah ada. Karena itulah, Griya Al Qur’an menggelar Klinik Tahfidz Online yang fokus pada pembenahan bacaan yang digelar selama 2 hari Senin-Selasa (18-19 Mei 2020).
Ketua Panitia Program Klinik Tahfidz Online, Falah Burhani, mengatakan meskipun semua muslim hafal surat-surat ini, ternyata masih banyak pembenahan yang krusial.
Bahkan jika tidak dibenahi, lanjutnya, akan fatal akibatnya, karena beberapa kesalahan bisa mengubah makna. Terlebih surat Al-Fatihah.
Pria yang kerap dipanggil Ustaz Falah itu mengatakan bahwa membaca Surat Al-Fatihah adalah salah satu rukun salat, menjadi syarat sahnya salat.
“Jika bacaan dari rukun salat tidak benar-benar sempurna, bagaimana pertanggung jawaban kita kepada Allah nantinya?” Katanya.
Salah satu contoh kesalahan yang sering ditemui dalam bacaan surat Al-Fatihah, ia mencontohkan, bacaan, alhamdulillahirabbil ‘aalamiin. Huruf ‘ain dalam kata “aalamiin” jika dibaca dengan hamzah akan berbeda maknanya. Keduanya sama-sama huruf tenggorokan (hufuf halqi), namun cara melafadzkannya berbeda, karena tempat keluar hurufnya berbeda.
Kata ‘aalamin jika menggunakan “ain” bermakna seluruh alam, namun jika menggunakan hamzah artinya sakit. Fenomena tertukarnya huruf ini, bisa menjadi memunculkan arti yang berbeda.
“Padahal ini kitab suci yang menjadi rujukan dan pedoman hidup umat Islam. Jika salah makna, akan sangat berbahaya,” ujarnya.
Selain Surat Al-Fatihah, ada 3 surat lainnya yang juga akan diajarkan dalam kegiatan ini, yaitu Surat Al-Falaq, An-Nas dan Al-Ikhlas. Ketiga surat itu termasuk favorit karena selain pendek juga mudah dihafal.
Dalam kegiatan ini, Griya Al Qur’an menyiapkan 5 pengajar yang sudah hafidz 30 juz untuk mengawal program yang diikuti sebanyak 250 peserta.
“Kami menyebutnya musyrif untuk yang ustaznya dan musyrifah untuk ustazahnya. Mereka ini yang akan mengawal dan membina para para peserta dalam pembenahan bacaan keempat surat itu,” katanya.
Ada tiga tahap dalam dalam kegiatan ini. Pertama, motivasi dan edukasi. Dalam tahap ini, musyrif dan musyrifah akan memberikan motivasi kepada peserta agar terus bisa membenahi bacaan Al-Qur’annya yang kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video bacaan-bacaan yang sering ditemukan kesalahan dalam surat-surat itu.
Tahap kedua, peserta diminta untuk mempelajarinya dan memperbaiki bacaannya. Tahap ketiga, peserta diminta mengirimkan suaranya kepada para pendamping lewat pesan pribadi yang kemudian langsung dikoreksi dan dibenahi.
Di hari kedua, peserta dipersilakan untuk menyetorkan hafalan dari surat lainnya di juz 30 yang ingin dikoreksi para ustaz.
Kegiatan ini, kata Ustaz Falah, selain bertujuan memperbaiki bacaan surat Al-Fatihah dan surat-surat pendek lainnya, juga menjadi bekal terus memperbaiki bacaan selepas Ramadan kelak.
Peserta pelatihan yang sudah terdaftar sebanyak 270 orang itu, mayoritas dari Jawa Timur.
“Terjauh dari Papua dan Aceh, namun hampir semua provinsi di Indonesia ada,” katanya.
Prihartini Widyanti, salah satu peserta mengatakan bahwa meskipun sudah hafal tetap ingin dikoreksi ustaz dari Griya Al-Qur’an.
“Pengalaman saat mengikuti kegiatan tahfidz online kapan lalu, hafalan saya dikoreksi dengan sangat detil, padahal saya merasa sudah benar, ustaznya masih juga ketemu kesalahan saya. Namun justru ini yang membuat saya tertarik ikut lagi,” kata wanita yang juga menjadi Dosen di Fakultas Science dan Teknologi Unair ini.