Suaramuslim.net – Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal rububiyah atau uluhiyah-Nya. Atau dengan kata lain syirik adalah menyekutukan Allah. Sedangkan modern adalah masa kita berada saat ini, dengan berbagai kemajuan di segala bidang.
Perbuatan syirik tidak hanya terjadi di masa lalu, saat belum adanya teknologi seperti sekarang ini, namun di zaman serba canggih seperti sekarang pun masih terjadi perbuatan syirik.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa perbuatan syirik tidak akan diampuni. Allah swt berfirman:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (An-Nisa: 48).
Syirik yang berkembang pada jaman dahulu adalah syirik jali yaitu mempersekutukan Allah secara terang-terangan. Namun syirik yang berkembang di masa modern ini adalah syirik khafi yaitu mempersekutukan Allah secara tidak sadar.
“Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Luqman: 13).
Berikut ini beberapa hal sepele yang ternyata termasuk ke dalam perbuatan syirik di zaman modern.
1. Percaya zodiak
Ramalan mengenai zodiak biasanya muncul hampir tiap pekan hingga bulan. Umumnya berisikan ramalan mengenai percintaan, karier dan keuangan seseorang berdasakan tanggal lahirnya. Tak heran bila akhirnya orang tertarik untuk membaca.
Tak hanya zodiak, perilaku syirik lainnya adalah percaya dengan hal berbau ramalan, horoskop, shio, dan undian. Dalam Islam sudah jelas hal ini dilarang dan sebaiknya dihindari.
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, makai a berarti telah kufur pada Al-Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” (Ahmad).
Pada salah satu hadis, Rasulullah menjelaskan bahwasanya mereka yang mendatangi peramal dan percaya terhadap apa yang dikatakan peramal tersebut, maka salatnya tidak diterima selama 40 hari.
“Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal, kemudian percaya apa yang dikatakan, maka salatnya tidak diterima selama 40 hari.” (Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
2. Bersumpah selain atas nama Allah
Dalam Islam bersumpah harus menggunakan nama Allah, bukan selain-Nya. Rasulullah pernah bersabda:
“Sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah atas nama nenek moyang kalian, barang siapa yang ingin bersumpah, maka bersumpahlah atas nama Allah atau lebih baik diam.” (Al-Bukhari).
Bersumpah atas nama selain Allah termasuk dalam perilaku syirik. Raslullah bersabda:
“Barang siapa yang bersumpah atas nama selain Allah, maka dia telah berbuat kekufuran atau kesyirikan.” (Abu Daud dan At-Tirmidzi).
3. Penayangan film-film horor yang merusak keimanan
Fenomena kesyirikan di layar televisi yang menayangkan sejumlah acara film horor yang berbau mistis. Berbagai film horor itu kebanyakan mengisahkan tentang para hantu yang menakut-nakuti dan meneror manusia, bahkan hantu-hantu itu sampai ingin membunuh. Ini merupakan pembodohan sekaligus menebar kesesatan ke tengah-tengah masyarakat. Padahal setiap orang mati tidak mungkin bangkit kembali, mereka disibukkan dengan urusan besar mereka di alam kubur.
4. Mendatangi tempat-tempat/kuburan yang dikeramatkan untuk meminta pertolongan
Mendatangi tempat-tempat atau kuburan yang dikeramatkan yang banyak dilakukan oleh sebagian orang sekarang ini termasuk tradisi yang diwarisi dari leluhur. Sebelum Islam masuk di Nusantara, masyarakatnya sangat menghormati dan mengagung-agungkan tempat-tempat yang dianggap keramat, termasuk kuburan orang-orang yang dianggap sakti pada zamannya.
Di tempat-tempat keramat atau dikubur-kubur yang dikeramatkan tersebut banyak orang datang membawa berbagai sesajen seperti bunga kemudian mereka meminta pertolongan/menyampaikan hajatnya.
Banyak orang beranggapan bahwa tempat-tempat keramat yang ditunggui oleh jin setan, lelembut dan roh-roh halus atau kuburan orang sakti dapat memberikan pertolongan dan memberikan perlindungan dari berbagai keburukan.
5. Tradisi meyakini hari dan bulan tertentu sebagai hari/bulan yang tidak baik untuk melangsungkan pernikahan dan hajat lainnya
Pada sebagian kalangan masyarakat meyakini bahwa ada hari dan bulan tertentu yang sial dan nahas, sehingga hari dan bulan tersebut harus dihindari untuk melangsungkan berbagai kegiatan terutama keperluan melangsungkan hajat pernikahan.
Mereka pantang memilih hari dan bulan yang diyakini sebagai hari dan bulan yang sial, karena apabila pernikahan dilakukan pada hari dan bulan sial tersebut kelak akan berakibat fatal terhadap rumah tangga tersebut, kemungkinan terjadinya perceraian sangat besar. Begitu juga apabila memulai suatu pekerjaan seperti membangun rumah, perniagaan dan lain-lainnya akan tidak mendapatkan keberuntungan.
Melakukan perjalanan jauh pada hari-hari yang dianggap sial dan nahas juga dihindari. Hari-hari yang dianggap sial dan nahas antara lain hari kelahiran, hari selasa dan hari rabu. Sedangkan bulan yang dianggap bulan yang tidak baik untuk pernikahan antara lain bulan Syawal, Muharram dan Safar menurut penanggalan tahun Hijriyah.
Hari-hari dan bulan-bulan yang sial dan nahas itu yang diyakini oleh kebanyakan orang-orang dari masyarakat suku jawa didasarkan kepada ramalan buku primbon peninggalan nenek moyang yang terus dilestarikan.