Suaramuslim.net – Tidak sedikit orang yang bermasalah dalam interaksi antar manusia atau gagal dalam membangun kepercayaan antar sesama karena ketidakmampuan dalam menjaga lisannya.
Kemampuan menjaga lisan akan menentukan terhadap kualitas diri manusia, sebab apa yang dikeluarkan dari lisan, maka akan terbuka semua apa yang ada di dalam diri dan pikirannya. Karena lisan adalah jendela pikiran, manakala jendela itu telah terbuka, maka kita akan mengetahui apa yang ada di dalam seisi rumah.
Untuk itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala mencipta kehidupan ini tidak ada satupun yang sia-sia. Bahkan segala bentuk keteraturan yang ada pada diri manusia memberikan pelajaran dan pesan agar manusia mendapatkan hikmah dari segala keteraturan penciptaan ini.
Mari kita perhatikan, Allah telah menciptakan segala sesuatu dan makhluk hidup dengan berpasang-pasangan.
Lihatlah semua serasi padu: kedua mata, kedua telinga, kedua lobang hidung, kedua tangan, kedua kaki, sementara mulut hanya satu dan itupun dijaga dan dibatasi dengan pagar gigi. Tidakkah semua ini kita pikirkan?
Kenapa mulut dibatasi dan perlu dijaga dan dipagari? Hal ini karena di sanalah letak batas akhir keselamatan dan kemuliaan manusia. Mulut atau lisan adalah jendela pikiran, di saat telah terbuka lisannya maka tampaklah isi otaknya, citra diri sesungguhnya dan itulah letak kualitas diri serta nilai kemuliaan seseorang.
Seorang yang terhormat karena jabatannya atau kedudukannya di mata masyarakat akan terjungkal manakala yang dikeluarkan dari lisannya adalah kalimat cacian, kalimat yang merendahkan.
Demikian pula bahwa tindakan adalah tumpahan dari apa yang memenuhi pikirannya dan merepresentasikan citra diri seseorang. Seremeh apapun tindakan yang menyakitkan orang lain hanya akan menjadikan diri pelakunya terjatuh ke lembah kenistaan.
Sebuah ungkapan menyebutkan, “mulutmu harimaumu.” Lisan kita sendiri lah yang akan menerkam dan membinasakan diri kita manakala tidak mampu dijaga dengan baik. Lisan kita bahkan bisa lebih tajam dari pedang dan lebih mematikan darinya.
Ucapan dan tindakan seseorang yang diproduksi akan menjadi investasi citra dirinya di hadapan orang lain.
Produksi pesan kebaikan akan menjadi jalan penerimaan dan persahabatan. Sebaliknya produksi pesan keburukan akan menjadi jalan penolakan dan putusnya silaturahmi.
Masa depan seseorang sebenarnya sedang dipertaruhkan melalui pesan komunikasi yang diproduksinya saat ini dalam interaksi dengan orang lain.
Kualitas hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh kualitas pesan yang melandasi interaksi dirinya dengan orang lain.
Betapa banyak orang mampu mengubah hidupnya karena memiliki kualitas interaksi yang baik dengan orang lain, dan kualitas interaksi tersebut tidak lain sebab kualitas pesan yang melandasi interaksinya dengan orang lain.
Artinya jika kita ingin memperbaiki kualitas hidup maka perbaikilah kualitas pesan komunikasinya. Jagalah lisan maka akan terjaga keselamatan. Salamatul insaan fii hifzil lisaan.