YAMAN (Suaramuslim.net) – Medekati Hari Raya Iduladha yang bakal jatuh pada akhir Juli ini, berbagai persiapan terus dilakukan Global Qurban-ACT (Aksi Cepat Tanggap). Persiapan penyediaan hewan kurban berkualitas tak hanya di dalam negeri dengan menggandeng peternak lokal, namun juga di berbagai negera yang menjadi lokasi distribusi, seperti Yaman.
Tahun ini, Yaman menjadi salah satu negara yang mendapatkan distribusi hewan kurban dari Global Qurban-ACT. Jumlahnya pun mencapai ratusan hewan. Bekerja sama dengan peternak di Yaman dilakukan demi menghadirkan hewan dalam kondisi sehat ketika disembelih.
“Global Qurban-ACT akan menyalurkan hewan kurban titipan pekurban ke wilayah Yaman. Negara ini menjadi salah satu tempat distribusi karena konflik kemanusiaan yang berkepanjangan telah menyengsarakan warga sipil,” jelas Said Mukkafiy dari tim Global Qurban-ACT, Rabu (8/7).
Dari laporan salah seorang mitra Global Qurban-ACT yang berada di Yaman, saat ini pemenuhan jumlah sapi yang akan disembelih pun terus dilakukan. Untuk sapi yang siap untuk kurban, peternak dan mitra Global Qurban juga memastikan kondisi kesehatannya agar sesuai dengan peraturan kementerian kesehatan setempat dan syariat agama.
“Daging kurban ini bakal disalurkan ke anak yatim, keluarga prasejahtera, warga yang menjadi korban konflik, hingga pengungsi. Salah satu lokasi pendistribusian ialah Taiz,” tambah Said.
Taiz merupakan kota terbesar ketiga di Yaman. Kota itu disebut sebagai lokasi paling terdampak konflik kemanusiaan yang semakin meningkat sejak tahun 2015 lalu. Bangunan hancur dan dinding berlubang akibat ledakan menjadi pemandangan. Warganya juga harus hidup dalam keadaan tidak nyaman sepanjang harinya.
Kota dengan dua penguasaan pihak yang berkonflik itu pada Iduladha tahun 2019 lalu juga mendapatkan daging kurban dari Global Qurban-ACT. Daging kurban menjadi sesuatu yang mewah di tengah krisis pangan yang belum juga mereda.
“Saya ibu dari dua orang anak. Keluarga kami sangat jarang makan daging,” ungkap Amine Numan Huseyn Hasan (24), warga Kota Taiz, Yaman, ketika menerima daging kurban pada 2019 lalu.
Tinggal di Yaman dan kota-kota yang menjadi pusat konflik kemanusiaan seperti Taiz memang memaksa warganya tak punya banyak pilihan. Setiap saat hidup mereka terancam serangan dari pihak yang bertikai. Penduduk sipil, baik dewasa dan anak-anak harus menjalani kehidupan dengan keadaan ekonomi prasejahtera dan tanpa rasa tenang.