Suaramuslim.net – Jika kita mendengar teman atau kerabat yang mengalami sakit diabetes, kanker atau penyakit fisik lainnya kita selalu berempati, tetapi apa yang kita pikirkan bila ada seseorang yang mengalami depresi, bipolar, stress, dll?
Kebanyakan masyarakat menstigma ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) dan ODMK (orang dengan masalah kejiwaan) sebagai bahan bercandaan. Padahal, bukankah Allah melarang kita untuk merendahkan orang lain?
Psikolog di Layanan Psikologi Bijaksana, Bunda Asteria R. Saroinsong dalam program Mozaik Suara Muslim Radio Network mengatakan, banyak yang berasumsi bahwa orang yang berkeliaran di jalan adalah ODGJ. Padahal ODGJ bukan hanya itu, karena gangguan mental memiliki banyak macam dan luas cakupannya.
“Menurut UU No. 18 Tahun 2014, tentang kesehatan jiwa, orang dengan gangguan mental dibagi menjadi dua, ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) dan ODMK (orang dengan masalah kejiwaan),” imbuh Bunda Asteria pada Selasa (29/6/21).
ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan dalam perilakunya, pikirannya, dan perasaannya yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku serta dapat menimbulkan penderitaan dalam menjalankan fungsi sebagai manusia.
Sedangkan ODMK adalah orang yang mempunyai masalah mental, sosial, dan kualitas hidup. Sehingga mengalami risiko gangguan jiwa.
Perbedaannya, ODMK adalah orang yang berisiko, namun belum mengalami gangguan jiwa sedangkan ODGJ adalah orang yang sudah mengalami gangguan jiwa.
“ODMK ini terkadang tidak terlihat, karena masih bisa beraktivitas seperti biasa. Seperti depresi, overthinking, kecemasan berlebih, sensitif, dll. Kalau tidak segera ditangani maka bisa berisiko lebih buruk,” ungkap Bunda Asteria.
Ketika kita merasa mengalami hal tersebut, selagi kita bisa mengatasi sendiri, lakukanlah kegiatan positif dan self healing seperti berhenti bersosial media untuk beberapa saat.
Karena informasi-informasi yang kita terima itu memberikan pengaruh besar bagi diri kita. Apalagi di masa pandemi seperti ini. Namun jika semakin lama tekanannya semakin berat, maka kita harus menemui ahli dan mencari support system untuk membantu.
Apa yang harus kita lakukan bila orang terdekat kita menjadi ODMK ataupun ODGJ?
Bunda Asteria menjelaskan, kita sebagai manusia semua sama di mata Allah. Hilangkan stigma bahwa ODGJ itu harus dijauhi. Justru tugas kita sebagai circle terdekatnya adalah mensupport.
“Mendengarkan, berempati dan membantu apa yang mereka butuhkan. Karena peran kita sangat membawa hasil untuk kesembuhan mereka,” tutupnya.