Suaramuslim.net – Deklarasi di Gedung Juang 45 Jakarta yang mendukung Anies for Presiden 2024 seolah mengawali sebuah perahu untuk siap berlayar. Anies dipaksa untuk segera naik perahu itu.
Ketika layar terkembang, banyak orang mulai berebut untuk ikut naik perahu. Gak ingin ditinggalkan atau ketinggalan. Meski jadwal pemberangkatan masih cukup lama.
Emang betul Anies mau nyapres? Tanya sebagian orang yang masih ragu. Ini pertanyaan bodoh. Kalau Anies tidak membuat pernyataan menolak deklarasi-deklarasi itu, berarti siap nyapres. Gitu aja ditanyain, kata netizen.
Menjadi pemimpin, termasuk presiden, itu panggilan rakyat. Kalau rakyat menginginkan, tidak boleh ada yang menolaknya. Dalam konteks ini, niat mesti diluruskan.
Ada juga yang nanya: diusung partai apa? Ini juga pertanyaan yang sama bodohnya. Kalau elektabilitas Anies tinggi, maka partai akan mendekat. Itu otomatis.
Rumusnya: partai ingin menang. Maka, partai-partai hanya akan mencalonkan tokoh yang diyakini berpotensi menang. Ukurannya? Elektabilitas!
Ini berlaku untuk semua tokoh, juga untuk semua partai. Semua punya rumus dan standar yang sama. Dukung yang akan menang.
Umumnya para pendukung Anies yakin bahwa Anies layak jadi “the next presiden.” Ini nampak dari antusiasme mereka di berbagai daerah yang mendeklarasikan Anies. Sudah belasan daerah di Indonesia deklarasi Anies. Hampir tiap pekan.
Sejak deklarasi, Anies kabarnya juga kebanjiran tamu. Mereka berasal dari berbagai daerah yang ngantre ingin silaturahmi.
Silaturahmi itu bahasa sosial. Bahasa politiknya, ingin menyatakan dukungan kepada Anies untuk nyapres.
Mereka adalah para ulama, LSM, Ormas, tokoh-tokoh daerah, dan komunitas-komunitas yang ingin minta kejelasan bahwa Anies betul-betul siap untuk nyapres. Kedua, ingin diketahui dan mendapatkan pengakuan sebagai relawannya Anies.
Jika gelombang dukungan kepada Anies semakin membesar, ini akan memancing parpol-parpol untuk segera ambil langkah: ikut deklarasikan Anies. Mungkin caranya lebih elegan, yaitu dengan konvensi.
Konvensi parpol itu formalitas. Gak Golkar, gak Nasdem, gak Demokrat, gak PKB, gak PAN, gak PPP. Masing-masing sudah punya kecenderungan pilihan. Supaya masuknya lebih halus, diadakanlah konvensi. Ini sekaligus untuk merajut kekompakan kader partai dan mencari perhatian serta dukungan suara dari rakyat.
Besarnya dukungan kepada Anies dimungkinkan berpengaruh terhadap suara partai pengusung. Siapapun partai pengusung, relawan Anies akan mendukungnya. Ini namanya coattail effect.
Dinamika politik yang semakin deras jelang 2024 ini diharapkan tetap berada dalam proses yang demokratis, dan tidak dinodai oleh pelanggaran-pelanggaran hukum/pemilu yang memicu kegaduhan dan potensi konflik.
Kita semua berharap, pemilu 2024 akan melahirkan seorang pemimpin yang berjiwa negarawan dan mampu membawa perubahan bangsa ini ke depan. Siapapun pemimpin yang akan terpilih, termasuk Anies, semoga bisa membawa perubahan bangsa ini.
Jakarta, 11 Nopember 2021