Suaramuslim.net – Fatratul wahyi, masa jeda turunnya wahyu terjadi dua kali. Pertama setelah turun ayat pertama, iqro. Kedua, dua atau tiga hari sebelum turun surat Adh-Dhuha.
Ada perbedaan ulama menjelaskan berapa lama terjadi fatratul wahyi, yaitu: (1) dua setengah tahun, (2) empat puluh hari, (3) beberapa hari.
Kenapa terjadi jeda turun wahyu setelah wahyu pertama?
Ulama mengatakan hal ini untuk menenangkan jiwa Nabi dan mempersiapkan beliau untuk wahyu-wahyu berikutnya yang akan turun.
Karakteristik dakwah Islam fase pertama ditujukan kepada orang terdekat, terbatas, individual. Tapi sangat efektif karena yang ditarget Nabi adalah orang-orang pilihan yang berpotensi akan menerima dakwah.
Pola ini berarti bahwa Nabi sudah punya data obyek dakwah, lengkap dan akurat. Kenapa? Karena semua orang yang beliau ajak secara individual di fase awal dakwah ini tidak ada yang menolak. Ini juga mengindikasikan bahwa Nabi sangat melek data, membaca kepribadian target dakwah sehingga tidak ada yang meleset.
Mereka yang pertama menerima seruan Islam
Yang pertama menerima dakwah Islam adalah wanita. Yang pertama syahid mempertahankan agama adalah wanita. Wanita sedari awal sudah berada di garis depan dakwah Islam.
Yang pertama masuk Islam secara mutlak adalah Khadijah. Yang pertama masuk Islam dari kalangan wanita adalah Khadijah. Yang pertama masuk Islam dari anak-anak adalah Ali (10 tahun). Yang pertama masuk Islam dari kalangan maula (budak yang sudah dimerdekakan) adalah Zaid bin Haritsah dan Ummu Aiman.
Mereka semua berada dalam rumah Rasulullah. Tentu anak-anak Rasulullah juga beriman kepada beliau. Jadi di hari pertama dakwah, semua anggota dalam rumah Nabi, semuanya beriman.
Teman dekat Nabi ada beberapa orang, tapi yang diajak Nabi masuk Islam di fase awal dakwah, hanya Abu Bakar.
Apa yang membuat Abu Bakar istimewa sehingga dia yang dipilih Nabi?
Nabi menceritakan, “Setiap orang yang aku ajak menerima Islam, memiliki keraguan, berpikir sejenak, meskipun sedikit, kecuali Abu Bakar. Dia tidak menunggu sesaat pun untuk menerima ketika aku ajak dan tidak pernah ragu.”
Dalam hadis lain beliau berkata, “Kalau iman Abu Bakar ditimbang di satu sisi, dan iman umatku di sisi lain, masih berat timbangan Abu Bakar.”
Berikutnya sabda Nabi, “Aku tahu, semua kalian sudah berjasa kepada Islam, tapi semua jasa kalian telah aku bayar, lunas. Aku telah mendoakan kalian semua. Kecuali Abu Bakar. Aku tidak sanggup membalasnya, hanya Allah yang membalasnya.”
Pidato terakhir Rasulullah di Haji Wada’, mengisyaratkan beliau akan meninggal. Para sahabat tidak memahaminya kecuali Abu Bakar, ia langsung menangis dan berkata, “Tidak Rasulullah, kami lebih rela kehilangan ayah dan ibu kami ketimbang kehilangan engkau.”
“Orang yg paling berjasa besar kepadaku, baik dalam pertemanan dan harta, adalah Abu Bakar,” ujar Nabi.
Abu Bakar sejak awal berislam, tidak menganggap dakwah Islam ini tanggung jawab Nabi saja, tapi juga tanggung jawabnya. Ini sebenarnya asas Islam, kekuatan Islam di sini, ketika setiap muslim merasa bahwa Islam adalah tanggung jawab saya.
Abu Bakar itu disukai orang dari berbagai sisinya. Sehingga orang tua, sebaya, muda, bahkan anak-anak suka dengan Abu Bakar.
Tugas dakwah yang diterima Rasulullah itu berat, untuk menghadapinya, Allah membekali beliau untuk:
- Perbaiki hubungan dengan Tuhan
- Perbaiki diri luar dalam
- Jaga diri agar tidak terkontaminasi dari dosa
- Saat berkorban, jangan berharap apapun
- Kunci akhirnya, sabar. Dengan sabar, semua persolan itu akan terselesaikan. Ingat sabar bukan pasrah.
Rasulullah mengajarkan, meskipun berada di dalam kubangan kenistaan tapi bisa tetap bersih.
Rasululullah disuruh Allah untuk nyemplung memberi peringatan di tengah masyarakat Jahiliyah tapi diminta agar tidak terkontaminasi oleh kenistaan jahiliyah.
Begitulah, orang beriman tidak lari dari kenyataan, ia harus menghadapi kenyataan itu, tapi tidak terkontaminasi. Karena orang mukmin beriman yang bercampur dengan masyarakat dan sabar dengan upaya mengubah masyarakat, lebih baik ketimbang mengisolasi diri, menjauh dari keramaian dan masa bodoh serta tidak sabar.