Pertalite harga Pertamax, bikin bangkrut di dunia dan akhirat

Suaramuslim.net – Di Ramadhan ini bulan panen pahala yang berlimpah, modal kecil dalam beramal tapi bejibun keuntungan yang didapat. Seperti pahala beribadah sesaat di malam Al Qodar yang nilai melebihi ibadah seribu bulan! Inilah keberuntungan!

Dalam Al-Qur’an ada kalimat yang selalu diulang kurang lebih 14 kali yaitu kalimat;

وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ٥

dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Ayat-ayat yang ditutup dengan kalimat tersebut kebanyakan berbicara terkait kebaikan sosial, selerti infaq, zakat, berbuat ihsan kepada kerabat dan amar ma’ruf nahi mungkar. Ini sejalan dengan hadis nabi tentang muflis (orang bangkrut).

Kebalikan dari keberuntungan adalah kerugian atau kebangkrutan. Jika rugi masih ada modalnya yang tersisa, jika bangkrut tidak tersisa sedikitpun semuanya hilang begitu saja. Biasanya Al-Qur’an menggunakan kalimat khasara dengan berbagai derivatnya dan di antaranya dengan kalimat;

اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَتْلُوْنَهٗ حَقَّ تِلَاوَتِهٖۗ اُولٰۤىِٕكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَࣖ ١٢١

Orang-orang yang telah Kami beri kitab suci, mereka membacanya sebagaimana mestinya, itulah orang-orang yang beriman padanya. Siapa yang ingkar padanya, merekalah orang-orang yang rugi. (Al-Baqarah: 121)

So… Bagi seorang muslim jangan sombong dengan pahala yang berjibun, karena bisa zero atau bangkrut.

Apa yang menyebabkan orang mukmin bangkrut di akhirat?

Terkait kebangkrutan itu ada dalam dalam ungkapan  Nabi Muhammad yaitu al-muflis, beliau bersabda;

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ (رواه مسلم)

“Tahukah kalian, Siapakah orang yang mengalami bangkrut berat di antara kalian?” Para sahabat menjawab pertanyaan Nabi: “Mereka adalah orang yang tidak memiliki suatu harta apapun.” (Muslim, No: 2581).

فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ  (رواه مسلم)

Orang yang menderita bangkrut berat dari umatku adalah orang yang dibangkitkan di hari kemudian dengan membanggakan amal ibadahnya yang banyak, ia datang dengan membawa pahala shalatnya yang begitu besar, pahala puasa, pahala zakat, sedekah, amal dan sebagainya. Tetapi kemudian datang pula menyertai orang itu, orang yang dulu pernah dicaci maki, pernah dituduh berbuat jahat, orang yang hartanya pernah dimakan olehnya, orang yang pernah ditumpahkan darahnya. Semua mereka yang dianiaya orang tersebut, dibagikan amal-amal kebaikannya, sehingga amal kebaikannya habis. Setelah amal kebaikannya habis, maka diambillah dosa dan kesalahan dari orang-orang yang pernah dianiaya, kemudian dilemparkan kepadanya kemudian dicampakkannya orang itu  ke dalam neraka. (Riwayat Muslim, No: 2581).

Dari hadis tersebut dapat dipahami bahwa;

  1. Penyebab bangkrutnya amal seseorang (muflis) di akhirat adalah lebih kepada kejahatan sosial

Seperti oknum pejabat yang menipu masyarakat dengan BBM oplosan atau korupsi lainnya. Ingat, se-sholeh apapun ibadah kita kepada Allah tapi menyakiti hati tetangga atau komunikasi sosial dan perilaku sosialnya buruk sudah pasti akan bangkrut di akhirat!

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قِيلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ فُلَانَةً تَقُومُ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ، وتفعلُ، وتصدقُ، وَتُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا؟ فَقَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا خَيْرَ فِيهَا، هِيَ من أهل النار

قَالُوا: وَفُلَانَةٌ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ، وَتَصَّدَّقُ بِأَثْوَارٍ، وَلَا تُؤْذِي أَحَدًا؟ فَقَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هِيَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Dikatakan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya fulanah (seorang wanita) rajin mendirikan shalat malam, gemar puasa di siang hari, mengerjakan (kebaikan) dan bersedekah, tapi sering menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Tidak ada kebaikan padanya, dia termasuk penghuni neraka.”

Mereka (para sahabat) berkata (lagi): “Fulanah (lainnya hanya) mengerjakan shalat wajib, dan bersedekah dengan beberapa potong keju, tapi tidak (pernah) menyakiti seorang pun.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Dia adalah penghuni surga.” (Imam al-Bukhari, al-Adab al-Mufrad, Beirut: Darul Basya’ir al-Islamiyyah, 1989, h. 54-55).

b. Orang miskin duit belum tentu bangkrut di akhirat, sebaliknya orang yang berduit belum tentu selamat di akhirat.

c. Amal yang banyak ternyata tidak lantas bisa menyelamatkan di akhirat ketika dilakukan tanpa rahmat Allah dalam jiwanya. Dan rahmat Allah itu datang pada diri kita kalau kita menebarkan rahmat kepada yang lainnya.

Bagaimana supaya tidak bangkrut di akhirat?

Sudah tentu menjaga lisan untuk tidak menyakiti sesama manusia.

Manusia lain harus aman dari gangguan lisan dan tindakan kekerasan fisik kita.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو – رضى الله عنهما – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مِنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

Dari Abdullah bin ‘Amru. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Seorang muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (Riwayat Al-Bukhari).

Ada kalimat untuk komunikasi sosial baik agar tidak muflis;

Nguwongno uwong (apreciate others)

Nyenengno uwong (make others happy)

Gatekno uwong (listen to others)

Ora gelakno uwong (don’t disappoint others)

Menyadari kesalahan dan meminta maaf kepada orang yang dizalimi. Dengan mengembalikan hak-haknya kepada mereka yang terzalimi. Karena jika tidak meminta maaf seseorang akan muflis karena adanya tuntutan dari masyarakat yang terzalimi.

Menanamkan kepekaan sosial dalam dirinya agar selalu memiliki perhatian kepada kepentingan manusia lainnya. Karena ketika kita membantu seseorang maka Allah akan membantu kita baik di dunia maupun di akhirat.

وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ

Allah senantiasa menolong hamba selama ia menolong saudaranya. (Riwayat Muslim No. 2699).

Ada hadis yang memberikan motivasi luar biasa untuk menjadi pribadi yang sholeh secara sosial. Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا

Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beriktikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh. (Riwayat Ath-Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir No. 13280, 12: 453).

Bahkan ada riwayat dari Hasan Al Bashri, dengan kisahnya sebagai berikut;

Al Hasan Al Bashri pernah mengutus sebagian muridnya untuk membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan. Beliau mengatakan pada murid-muridnya tersebut, “Hampirilah Tsabit Al Banani, bawa dia bersama kalian.” Ketika Tsabit didatangi, ia berkata, “Maaf, aku sedang iktikaf.”

Murid-muridnya lantas kembali mendatangi Al Hasan Al Bashri, lantas mereka mengabarinya. Kemudian Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Wahai A’masy, tahukah engkau bahwa bila engkau berjalan menolong saudaramu yang butuh pertolongan itu lebih baik daripada haji setelah haji?”

Lalu mereka pun kembali pada Tsabit dan berkata seperti itu. Tsabit pun meninggalkan iktikaf dan mengikuti murid-murid Al Hasan Al Bashri untuk memberikan pertolongan pada orang lain.

Banyak mendoakan dan memohonkan ampun terhadap orang orang yang berhak membalasnya atas kezaliman kepadanya, supaya di akhirat tidak ada tuntutan lagi. Wallohu A’lam

M Junaidi Sahal
Disampaikan di Radio Suara Muslim Surabaya
6 Maret 2025/6 Ramadhan 1446

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.