Bergembira menyambut Ramadhan dengan enam kurikulum

Bersiap Diri Menyambut Bulan Ramadhan Istimewa

Suaramuslim.net – Allah berfirman dalam QS Yunus 57-58;

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

Banyak tafsiran ulama terkait yang dimaksud dengan fadli (karunia) Allah dan Rahmat-Nya.

Ada yang menafsirkan itu adalah Al-Qur’an kalau melihat konteks dua ayat tersebut. Ada pula yang menyebutkan yang dimaksud dengan karunia dan Rahmat-Nya harusnya manusia bergembira adalah kehadiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Semuanya itu betul! Memang kita harus berbahagia dengan Al-Qur’an dan kehadiran Nabi Muhammad yang aplikasinya adalah hadis-hadis Nabi.

So… Dua hal di atas kalau dipadukan adalah “syariat”!

Bergembira dengan hadirnya syariat dalam hidup kita adalah yang dimaksud perintah Allah dalam Q.S. Yunus 58 di atas.

Syariat Islam intinya ada dalam Rukun Islam, yaitu shalat, puasa, zakat dan haji. Kita diperintah untuk bergembira dengan itu semua!

Termasuk dengan puasa Ramadhan, karena ia adalah karunia yang luar biasa, tidak hanya terasa bagi umat Islam saja, bahkan umat non-muslim pun sangat merasakan dampak yang luar biasa bagi mereka.

Itulah kenapa Nabi Muhammad pernah bersabda;

لو يعلمُ العبادُ ما رمضانُ لتمنَّت أمَّتي أن تكونَ السَّنةُ كلُّها رمضانَ إنَّ الجنَّةَ لتُزيَّنَ لرمضانَ من رأسِ الحوْلِ إلى الحوْلِ

Seandainya umatku mengetahui apa yang terdapat dalam bulan Ramadhan, maka sungguh mereka akan berharap satu tahun itu Ramadhan penuh. Sesungguhnya surga berhias menyambut Ramadhan setiap tahunnya.

Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1886), Abu Ya’la Al Mushili (5251), Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at (1119) dari jalan Jarir bin Ayyub Al Bajali dari Sya’bi dari Nafi’ bin Burdah dari Abu Mas’ud Al Ghifari secara marfu’.

Sekalipun banyak ulama menganggapnya sebagai hadis yang bermasalah namun secara makna dapat dibenarkan karena dalam hadis yang lain banyak disebutkan keutamaan Ramadhan yang luar biasa untuk menjadi karunia bagi umat manusia. Yang membuat manusia terutama orang beriman bergembira!

Ramadhan adalah karunia yang luar biasa. Ia adalah bulan maghfirah, yaitu bulan yang penuh ampunan Allah.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni. (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Ramadhan adalah bulan penuh rahmat yang semua amalan sholeh di dalamnya dilipatkan terserah kepada Allah. Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي

Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang memberi ganjarannya. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makannya demi Aku semata.”

Pintu surga terbuka lebar di bulan Ramadhan

إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة وغلقت أبواب النار، وصفدت الشياطين” رواه البخاري ومسلم واللفظ له

Jika telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.

Arti dari pintu surga terbuka;

a. Memahami secara hakiki bahwa saat Ramadhan semua pintu surga terbuka lebar dan tidak hanya pintu Rayyan, namun semua pintu dari surga

b. Memahami secara majazi bahwa siapapun yang puasa terbukalah hatinya untuk bersemangat dalam beramal sholeh dan sebaliknya takut untuk bermaksiat

Lailatul qadar, malam ini tidak pernah diberikan kepada siapapun kecuali kepada umat Islam

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ

Telah datang bulan Ramadan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. (Riwayat Ahmad).

Lima anugerah khusus Ramadhan yang tidak pernah diberikan kepada umat lainnya kecuali umat Islam

Telah diberikan kepada umatku di bulan Ramadhan lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku, yaitu (1) Di permulaan Ramadhan Allah akan melihat kepada umatku. Siapa yang Allah lihat niscaya dia tidak akan diazab selama-lamanya. (2) Bau mulut (yang berpuasa) ketika siang hari lebih wangi di sisi Allah dari bau kasturi. (3) Malaikat akan memohon ampun untuk mereka di sepanjang hari dan malam. (4) Allah menyuruh surga supaya bersiap-sedia dengan berkata kepadanya; “Bersiaplah kamu dan berhiaslah untuk hamba-hambaKu. Mereka hampir datang (memasukimu) untuk beristirahat dari kepayahan dunia menuju ke rumah-Ku dan kemuliaan-Ku. (5) Pada akhir malam bulan Ramadhan, Allah mengampuni dosa mereka semua.

Seorang lelaki dari sahabat bertanya; ‘Adakah malam itu lailatul Qadar?’ Jawab Rasulullah; ‘Tidak. Apakah engkau tidak melihat pekerja-pekerja yang bekerja. Apabila mereka telah selesai dari pekerjaan mereka, akan disempurnakanlah upah-upah bagi mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, al-Bazzar dan al-Baihaqi dari Jabir).

So, tidak salah kan kalau kita sebut Ramadhan bulan penuh karunia rahmat? Dan kalau begitu perintah bergembira dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, bagaikan perintah bergembira dengan bulan Ramadhan!

Sebab itulah para ulama salaf benar-benar bergembira dengan datangnya Ramadhan, mereka sangat merindukannya. Bahkan kerinduannya selalu mendayu sejak beberapa bulan yang lalu.

Ibnu Rojab al Hambali dalam Lathaiful Ma’arif 232 berkata;

ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟﺴَّﻠَﻒُ : ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳُﺒَﻠِّﻐَﻬُﻢْ ﺷَﻬْﺮَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻧَﺎﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳَﺘَﻘَﺒَّﻠَﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ

“Sebagian salaf berkata, ‘Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadhan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal sholeh di Ramadhan yang lalu) mereka.“

Semuanya bergembira sekalipun para jiwa yang berdosa.

Ibnu Rojab Al-Hambali menjelaskan,

 ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸِﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﺑﻔﺘﺢ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﻨﺎﻥ ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻤﺬﻧﺐ ﺑﻐﻠﻖ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﻨﻴﺮﺍﻥ ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻌﺎﻗﻞ ﺑﻮﻗﺖ ﻳﻐﻞ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ ﻣﻦ ﺃﻳﻦ ﻳﺸﺒﻪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﺯﻣﺎﻥ

“Bagaimana tidak gembira? seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu surga. Bagaimana tidak gembira bagi pelaku dosa dengan tertutupnya pintu-pintu neraka. Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini?”

Bagaimana bentuk kegembiraan kita? Sudah tentu dengan mempersiapkan kedatangan dengan penuh semangat. Seperti persiapan seseorang ketika datang tamu agung yang membawa banyak oleh-oleh. Sudah tentu tidak mungkin dengan persiapan yang setengah-setengah.

Apa saja yang harus dipersiapkan?

1. Persiapan lahiriyah baik dengan memperindah tempat tinggal kita, menyimpan makanan untuk kebutuhan Ramadhan. Juga persiapkan ilmu tentang fiqh Ramadhan.

Sebaiknya membeli bahan makanan, dan pakaian untuk Idulfitri sebelum Ramadhan, agar bisa fokus ibadah di bulan yang suci ini.

2. Persiapan batiniyah

Dimulainya gerakan anti makshiat dan gerakan perbanyak amal sholeh. Itu semua dilakukan sejak di bulan Rajab dan minimal di Sya’ban agar di bulan Ramadhan kita tinggal panen saja. Artinya tinggal menikmati imsak diri dari kemaksiatan dan menikmati amal sholeh.

Berniat akan melaksanakan Ibadah puasa dan merencanakan amal sholeh selama Ramadhan.

Belajar ilmu tentang bab puasa.

Planing dengan menjalankan enam kurikulum Ramadhan.

  1. Puasa yang benar

Berusaha mengikuti puasa Nabi Muhammad. Yaitu puasa yang tidak hanya sekadar mengubah waktu makan namun secara jumlah yang dimakan malah lebih banyak dibanding di luar Ramadhan.

  • Memperbanyak sholat malam

Nabi Muhammad bersabda;

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau. (Riwayat al-Bukhari, Muslim, dan lainnya).

مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَة

Barang siapa yang ikut melaksanakan sholat tarawih berjamaah bersama imam sampai selesai maka baginya akan dicatat seperti salat semalam penuh. (Riwayat Abu Daud dan Turmudzi).

  • Tilawah Al-Qur’an

Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata bahwa Rasulullah SAW adalah manusia yang paling dermawan, apalagi pada bulan Ramadan, dan ketika Rasulullah SAW ditemui oleh malaikat Jibril setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mengajaknya membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Dan Rasulullah lebih dermawan dari para utusan.” (Riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim).

Para sahabat dan salafus shalih pun berlomba dalam mengkhatamkan Al-Qur’an.

  • Sedekah wajib dan sunnah

Sedekah wajib yaitu zakat, akan afdhol jika ditunaikan di bulan berkah Ramadhan ini.

Diatambah lagi memperbanyak sedekah sunnah, termasuk di dalamnya adalah memberika buka kepada yang berpuasa.

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga. (Riwayat At Tirmidzi, Ibn Hibban dan Ahmad).

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa: (1) pemberian takjil itu hanya kepada orang yang berpuasa, (2) pemberi takjil mendapat pahala yang sama dengan pahala puasa orang yang berbuka dari takjil tersebut, jika yang berbuka tersebut selama puasa mengaji, membaca Al-Qur’an dan beramal sholeh lainnya, maka pemberi takjil itu akan mendapatkan pahala kesholehan orang yang puasa yang telah diberi takjil itu (4) Jika ketika berbuka, orang yang diberi takjil itu turut mendoakan sang pemberi takjil. Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak; pemimpin yang adil, orang yang berpuasa ketika dia berbuka, doa orang yang terzalimi, (5) ketika berbuka adalah waktu terkabulnya doa karena ketika itu orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri. [Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7/194.]

So Afdholnya, pemberian takjil itu tidak hanya dilakukan di pinggir-pinggir jalan (kepada orang-orang yang tidak diketahui dia berpuasa atau tidak).

  • Menjaga lisan untuk tidak mencela atau merendahkan orang lain. Tidak menghibahnya apalagi memfitnahnya
  • Iktikaf di masjid terutama di sepuluh hari terakhir Ramadhan, minimal mengambil waktu di malam-malam ganjil
  • Banyak berdoa agar kita diberi kesempatan oleh Allah untuk menikmati Ramadhan.

Ada sebuah doa terkait Ramadhan yang sangat populer di kalangan salafus sholeh, tapi di kita agak kurang populer. Doa ini diriwayatkan dari Sahabat Ubadah bin Ash Shomit beliau berkata;

Dulu Nabi mengajarkan kepada kami, sebuah untaian kalimat doa ketika datang Ramadhan; Allohumma sallimni li romadhon wa sallim romadhon lii wa tasallamhu minni mutaqobbala. Ya Allah selamatkan aku untuk Ramadhan dan selamatkan Ramadhan untukku, serta terimalah dariku semua amalan Ramadhan” (Riwayat At Thabarani, dan Ad-Daylami).

Maksud, “selamatkan aku untuk Ramadhan“ adalah selamatkan diri ini agar panjang umur, sehat badan dan bersama keluarga untuk bisa menikmati rahmat-Mu di bulan Ramadhan.

Maksud, “Selamatkan Ramadhan untukku” adalah selamatkan rahmat, maghfirah Ramadhan untukku ya Allah.

Ya Allah, selamatkan kami untuk dapat menikmati Ramadhan dan selamatkan Ramadhan untuk dapat kami peluk ampunan dan kasih sayang-Mu di dalamnya dan terimalah ia sebagai amal sholeh untuk kami. Aamiin ya mujiibas saailin. Wallohu Alam!

M Junaidi Sahal
Disampaikan di Radio Suara Muslim Surabaya
27 Februari 2025/28 Syaban 1446

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.