LUMAJANG (Suaramuslim.net) – Upaya percepatan pencegahan stunting di Kabupaten Lumajang kembali mendapatkan dorongan signifikan. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) bersama UNICEF resmi meluncurkan dan mendiseminasikan Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP), sebuah dokumen panduan yang dirancang untuk memperkuat strategi komunikasi lintas sektor dalam menekan angka stunting.
Kegiatan ini terselenggara melalui kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lumajang, khususnya Dinas Kesehatan, yang selama ini menjadi motor penggerak penurunan stunting di wilayah tersebut.
Hadir dalam acara tersebut Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jawa Timur, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Lumajang, Ketua TP-PKK Kabupaten Lumajang, perwakilan dari UNUSA, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kepala BPS Lumajang, perwakilan Kemenag, perwakilan kepala puskesmas, serta sejumlah instansi pendukung lain termasuk media lokal.
Kehadiran lintas sektor ini menunjukkan bahwa isu stunting bukan hanya persoalan kesehatan semata, tetapi juga tanggung jawab bersama yang membutuhkan kolaborasi luas dan berkelanjutan.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar menyampaikan peringatan tegas mengenai bahaya jangka panjang stunting.
Ia menyebut stunting sebagai persoalan strategis yang menyangkut kualitas generasi muda di masa mendatang, termasuk produktivitas.
“Anak yang mengalami stunting berisiko mengalami hambatan pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif. Ini bukan hanya soal kekurangan gizi, tetapi persoalan masa depan sumber daya manusia kita,” ujarnya.
Indah menegaskan bahwa penanganan stunting memerlukan pendekatan yang jauh lebih komprehensif daripada sekadar penanganan medis.
Ia menilai perubahan perilaku masyarakat, mulai dari cara berpikir hingga pola hidup sehari-hari, menjadi faktor krusial yang tidak boleh dikesampingkan.
“Penanganannya tidak bisa dilakukan secara biasa-biasa saja. Pemerintah dan masyarakat harus bergerak bersama. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi tenaga kesehatan, kader posyandu, pemerintah desa, tokoh masyarakat, hingga media lokal dalam menyampaikan pesan yang lebih efektif,” imbuhnya.
Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku yang diluncurkan ini berisi panduan komprehensif mengenai cara menyampaikan pesan kesehatan secara tepat sasaran.
Di dalamnya mencakup segmentasi target sasaran, perumusan pesan inti, pendekatan komunikasi yang relevan dengan konteks budaya lokal, serta mekanisme koordinasi lintas sektor. Dengan adanya pedoman tersebut, berbagai elemen pelaksana di lapangan diharapkan memiliki standar yang seragam dalam mengedukasi masyarakat.
Sa’bania, dosen UNUSA sekaligus Person in Charge (PIC) dalam kegiatan tersebut, memaparkan bahwa penyusunan pedoman ini bukan proses instan. Selama satu tahun terakhir, UNUSA bersama UNICEF bekerja intensif dengan berbagai OPD di Kabupaten Lumajang untuk merumuskan strategi komunikasi yang berbasis data, evidence, dan kondisi sosial masyarakat.
“Dokumen ini merupakan bentuk kontribusi UNUSA dan UNICEF dalam memetakan strategi komunikasi lintas sektor, baik sektor kesehatan maupun non-kesehatan seperti perangkat desa. Harapannya, pedoman ini tidak hanya menjadi panduan bagi Lumajang, tetapi juga dapat direplikasi oleh daerah lain,” jelasnya.
Program percepatan penurunan stunting di Lumajang selama ini telah menunjukkan berbagai kemajuan, namun tantangan di lapangan tetap ada.
Faktor-faktor seperti perilaku pengasuhan, akses pangan bergizi, hingga kebiasaan sanitasi menjadi isu yang perlu ditangani melalui pesan komunikasi yang konsisten dan mudah dipahami masyarakat. Kehadiran pedoman baru ini diharapkan mampu memperkuat strategi tersebut.
Dengan pendekatan komunikasi yang lebih terstruktur, program ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi peningkatan kualitas kesehatan anak-anak Lumajang dan memperkuat fondasi pembangunan sumber daya manusia yang lebih baik di masa depan.
Pewarta: Mutia Arifin
Editor: Muhammad Nashir

