Suaramuslim.net – Tahun 2025 hampir berlalu. Sejenak mari kita duduk, tarik napas, dan menengok ke belakang merenungi: Apa yang sudah kita raih? dan apa yang sudah kita lepaskan?
Ini pertanyaan yang paling penting: bagaimana cinta kita? Cinta pada pasangan, pada keluarga, pada rumah kita? Bertumbuh, stagnan, atau malah semakin pudar selama tahun 2025 ini?
Bagi yang baru menikah, tentu saja berbeda. Dunia terasa seperti taman bunga yang mekar. Semua indah, harum, dan menggoda. Tapi percayalah sahabat, bunga pun akan layu jika tidak disiram. Cinta pun begitu, butuh perawatan, setiap hari.
Tagihan listrik, cucian yang menumpuk, kesibukan kerja, kadang bisa berubah menjadi ujian.
Maka dari sekarang, khususnya buat yang baru menikah: belajarlah bersabar, belajar memaafkan, dan belajar memilih pertengkaran yang memang layak diperjuangkan, bukan bertengkar hanya karena rasa ingin menang.
Bagi pasangan yang telah lama menikah, termasuk saya, mungkin kita sudah melalui ribuan tawa dan air mata. Rumah yang dulu kecil kini luas, anak-anak tumbuh, cucu mulai bertambah. Tapi pertanyanya adalah: apakah rumah kita itu masih menjadi taman hati? Atau hanya bangunan fisik yang rapat tapi kosong?
Akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk kita semua menengok lagi, menata kembali, memeluk kembali cinta yang mungkin mulai tertutup debu rutinitas.
Yuk kita baca kembali firman Allah berikut ini:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawaddah dan rahmah.” (Terjemah Q.S. Ar-Rum: 21).
“Tenteram (sakinah), mawaddah, rahmah” sungguh kata yang sangat indah. Tapi jangan sampai tiga kata itu hanya sekadar kata indah untuk ucapan di akad nikah.
Karena itu, perlu kita bangun dan praktikkan setiap hari: dengan tersenyum meski lelah, menahan suara meski marah, memaafkan meski kecewa.
Tiga serangkai kata indah tersebut akan lahir dari kesadaran bahwa pasangan adalah ladang pahala, dan rumah tangga adalah madrasah hati, kampus untuk belajar bahagia bersama pasangan dan keluarga.
Rasulullah mencontohkan bagaimana cinta dipelihara: tidak hanya di hari bahagia, tapi juga di hari sibuk dan lelah. Beliau tak segan membantu pekerjaan rumah, bercanda dengan Aisyah (istrinya), mengajak istri berjalan, bahkan berlomba lari bersamanya.
Kelembutan bukan kelemahan; tapi kekuatan yang menjaga api cinta tetap menyala.
Hadisnya jelas: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang paling baik kepada keluargaku.” (Terjemah hadis riwayat At-Tirmidzi).
Bagi sahabat yang membaca artikel ini, mari kita renungkan yang ini: Apakah kita sudah menjadi pasangan yang terbaik di rumah, bukan hanya di luar rumah? Apakah senyum, perhatian, dan doa-doa kecil masih rutin kita hadirkan dalam keluarga, atau hanya sekadar formalitas?
Tahun ini, mungkin ada kata yang terluka, tatapan yang dingin, diam yang terlalu lama. Maka jangan biarkan retakan kecil itu menjadi jurang besar.
Mari kita belajar meminta maaf lebih dulu. Belajar memberi pelukan sebelum diminta. Karena kadang cinta itu bukan tentang selalu menang, tetapi tentang memilih tetap bersama.
Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (Terjemah Q.S. At-Tahrim: 6).
Ayat ini mengandung pesan bahwa rumah tangga yang selamat bukan dilihat dari bangunan fisiknya, tetapi rumah yang di dalamnya terdengar doa, tilawah Al-Qur’an, dan ucapan syukur.
Rumah yang penuh keberkahan adalah rumah yang mempersiapkan penghuninya untuk surga dan terhindar dari neraka.
Merawat cinta, menikah setiap hari
Mari kita tutup refleksi ini dengan pesan sederhana: bahwa cinta yang baik adalah cinta yang dirawat. Ia tidak cukup dirayakan hanya satu hari. Ia harus dipelihara setiap hari, lewat perhatian kecil, kata maaf yang ikhlas, dan doa yang tidak putus.
Mungkin kalimat tepatnya adalah: Menikah setiap hari agar bahagia terus terbangun abadi.
Sahabat, tahun pasti berganti. Tapi cinta yang dirawat tidak akan menua. Ia akan tetap segar, tetap hangat, tetap mampu memeluk hati yang lelah.
Semoga kita semua menemukan ketenangan, kemesraan, dan kasih sayang di rumah kita masing-masing. Tidak hanya di akhir tahun, tetapi sepanjang waktu.
Selamat bersiap menutup tahun 2025 dengan penuh cinta. Semoga 2026 membawa cinta yang lebih dalam, lebih dewasa, dan lebih bermakna. Aamiin.
Oh ya, bagi para suami, cukup satu saja ya. Satu tapi dirawat hingga ke surga.
Ulul Albab
Ketua ICMI Jawa Timur

