Jakarta (Suaramuslim.net) – Sidang Majelis umum PBB yang diusulkan oleh negara-negara Muslim dan Arab telah dilaksanakan pada hari Kamis (21/12). Sidang darurat ini dilaksanakan setelah Amerika Serikat (AS) memveto rancangan resolusi PBB yang menolak mengakui keputusan AS untuk menjadikan Yerusalem sebagai ibukota pemerintahan zionis Israel.
Hasilnya, seperti yang dikutip dari Reuters pada Kamis lalu sebanyak 128 negara mendukung resolusi PBB tersebut dan pihak AS hanya didukung oleh sembilan negara. Sebanyak 35 negara memilih abstain dan 21 negara memilih untuk tidak memberikan suara. Majelis PBB menyerukan kepada AS untuk mencabut pernyataannya yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota pemerintahan zionis Israel.
Amerika Serikat dibuat berang dengan kekalahan ini. Karena banyak sekutu dekat AS yang memilih untuk mendukung resolusi PBB tersebut seperti Mesir, Irak dan Yordania yang merupakan penerima bantuan utama dari AS baik dalam hal militer maupun keuangan. Melalui dubesnya Nikki Haley mengatakan akan mengingat serangan yang dilakukan pada hari pemungutan suara itu kepada AS.
“Amerika Serikat akan mengingat hari ini di mana ia dipilih untuk diserang di Majelis Umum karena tindakan kita untuk menjalankan hak kita sebagai negara yang berdaulat,” kata duta besar AS untuk PBB Nikki Haley kepada 193 anggota Majelis Umum di depan pemungutan suara hari Kamis lalu.
“Kami akan mengingatnya ketika kita dipanggil untuk sekali lagi membuat kontribusi terbesar di dunia ke Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan begitu banyak negara memanggil kita, seperti yang sering mereka lakukan, untuk membayar lebih dan menggunakan pengaruh kita untuk keuntungan mereka”, tambah Nikki.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir