NEW YORK (Suaramuslim.net) – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) masih terus memantau kondisi Idlib, Suriah setelah Hai’ah Tahrir Al-Syam (HTS) mengusir faksi-faksi oposisi lain di wilayah yang mayoritas dibebaskan itu. Saat ini, HTS mengendalikan 75 persen provinsi Idlib.
Juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, Kamis lalu (17/01), mengatakan bahwa dampak perluasan kontrol HTS atas Idlib saat ini belum jelas.
“Belum jelas saat ini pengaruh kontrol penuh HTS atas Idlib,” kata Dujarric dalam konferensi pers di kantornya di New York.
Ia menambahkan bahwa pihaknya dan sekutu terus memantau intensif untuk memastikan tindakan kemanusiaan yang dilanjutkan secara “independen dan netral.”
Provinsi Idlib awal Januari menyaksikan pertempuran antara faksi-faksi oposisi, menyebabkan perluasan kontrol HTS di pedesaan Idlib selatan dan dataran hutan di Hama Barat. Serangan HTS itu memaksa faksi Nurudin Zanky dan Ahrar Asy-Syam menyerah dan dipindahkan ke wilayah kontrol faksi-faksi dukungan Turki.
HTS sendiri membantah serangannya itu bertujuan mengalahkan faksi-faksi oposisi lain. Gerakan itu mengklaim bahwa langkah ini dilakukan untuk mempersatukan wilayah oposisi di bawah pemerintahan independen yang memiliki kemampuan mengatur wilayah.
Pertempuran tersebut menyebabkan sejumlah warga sipil meninggal dunia. Operasi kemanusiaan PBB juga dihentikan sementara.
PBB telah memasukkan HTS ke daftar kelompok teroris karena dinilai metamorfosa dari Jabhah Nusrah (JN). JN masuk daftar hitam AS karena menyatakan baiat kepada organisasi Al-Qaidah.
Sumber: Enabbaladi.net
Penerjemah: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir