Ada Pecel Punten di Pengajian Ini

Ada Pecel Punten di Pengajian Ini

Ada Pecel Punten di Pengajian Ini
Pecel punten. (Foto: culinaryoption.wordpress.com)

Suaramuslim.net – Ngaji Al Quran ada banyak tempat. Mau di perkotaan hingga pedesaan ada. Namun saat ini sedikit anak muda tertarik untuk ngaji Al Quran di masjid atau surau. Perlu ada terobosan, salah satunya dengan penyediaan makanan setelah ngaji.

Makanan yang dihidangkan selesai mengaji. Cara ini sedikit membuat pengajian lebih menarik. Ditambah jika pengajian dilakukan tiap pekan. Seakan tidak ada istilah lapar jika mengaji.

Salah satu Ngaji Al Quran yang menyediakan makanan yaitu di masjid Baitul Amin. Ngaji yang dilakukan tiap jumat ba’da maghrib sampai isya berada di desa Ketanon Kedungwaru Tulungagung memiliki tradisi setelah mengaji dengan makan pecel punten. Pecel yang merupakan makanan nusantara yang berumur ratusan tahun. Mengingat telah ada sejak Majapahit masih berdiri.

Setelah salat isya, jemaah kisaran 13 orang menikmati sajian pecel punten. Pecel punten yang disediakan oleh jemaah yang bergilir. Memang suguhan yang disuguhkan tidak saja pecel punten. Ada ketan, gedang ghodog, tiwul dan serabi. Namun yang selalu ada adalah pecel punten. Apapun yang disuguhkan maka pecel punten pasti ada. Entah siapa yang menetapkan atau memulai. Tapi pengajian dengan hidangan kuliner produk budaya sendiri patut untuk ditiru dan dijadikan tradisi.

Kebiasaan ini dikuatkan oleh salah satu jamaah bernama Mohammad Zaini, pecel punten selalu ada setiap ngaji di masjid ini. Dan memang di sekitar masjid banyak penjual pecel punten tersebut. Kalau ingin sajian dengan bungkus kecil lagi mengenyangkan. Sampai rumah tidak perlu makan lagi.

Sebenarnya apa sih pecel punten itu? Pecel dengan punten yang dibaluri sambel pecel. Dari sini memang masih sama dengan yang lain atau di daerah lain. Pecel punten merupakan pecel yang berasal dari Tulungagung. Meski ada di beberapa kota seperti Malang dan Kediri.

Kemudian apa itu punten? Punten merupakan makanan kombinasi dari beras dan santan kental. Cara pembuatannya mirip dengan pembuatan nasi kuning. Beberapa orang atau penjual menambahkan daun salam atau daun pandan agar tercipta aroma yang khas. Membuat punten memang harus pas takaran agar menghasilkan punten yang gurih dan kenyal.

Takaran yang tidak pas akan membuat punten menjadi asin, lembek dan keras. Pembuatannya dibuat kotak-kotak dengan sebelumnya takaran tadi ditumbuk di lesung hingga lumat seperti lontong. Adapun penyajian hampir sama dengan pecel pada umumnya yang disiram dengan bumbu pecel. Tambah nikmat jika dihidangkan dengan tempe hangat dan peyek jingkeng.

Ngaji Al Quran ini sudah berlangsung lima tahun lebih tidak akan membosankan jika memang sudah ada suguhan pecel punten. Dan lidah Tulungagung memang tidak bisa lepas dengan pecel. Mau ngaji atau hajatan apapun akan ada hidangan khas ini. Kebiasaan yang merawat tradisi positif.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment