Taawudz
Taawudz atau a’udzubillahi minas syaithonir rajim, bacaan yang ringan namun pengaruhnya pada setan luar biasa. Setan takut kepada kalimat tersebut. Sehingga, harapan setelah melafalkan taawudz, yakni saat membaca Al Quran tidak mendapat gangguan. Berdasarkan pada firman Allah subhanahu wa ta’ala, ”Jika kamu hendak membaca Al Quran maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS An Nahl: 98)
Basmalah
Memulai segala sesuatu dengan basmalah. Begitu pula Nabi Sulaiman ‘alaihissalam menulis surat pada penguasa Saba’ dengan bismillah sebagaimana disebutkan dalam Al Quran surat An Naml: 30,
”Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya:”Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
Ucapan pertama dalam setiap kegiatan membaca keberkahan. Termasuk dalam membaca Al Quran. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanirrahim’, amalan tersebut terputus berkahnya.”(HR. Al Khatib dalam Al Jami’).
Dalam hadis yang lain, ”Setiap perkataan atau perkara penting yang tidak dibuka dengan zikir pada Allah, maka terputus berkahnya.” (HR Ahmad dengan sanad dhaif).
Ikhlas
Keikhlasan ketika membaca Al Quran membuat ringan. Meski membaca untuk berjam-jam. Ikhlas menjadi kunci amalan agar sampai kepada Allah. Maka Allah memberi syarat terhadap amalan yang baik atau salih, harusnya jauh dari unsur mempersekutukan-Nya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, ”Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah dia mengerjakan amal salih dan janganlah dia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (QS Al Kahfi: 110)