JAKARTA (Suaramuslim.net) – Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 Fadli Zon mengaku tidak setuju dengan pemindahan ibu kota negara. Fadli menilai pemindahan ibu kota saat ini tidak memiliki urgensi apa-apa bagi Indonesia.
“Targetnya Presiden yang saya dengar ibu kota pindah 2023-2024. Menurut saya agak sulit ya kalau pada saat ini, tapi kalau dia berproses jangka waktu 10 tahun, 15 tahun masih masuk akal.” Kata Fadli menjawab pertanyaan media, Selasa (3/9) di komplek DPR RI, Senayan, Jakarta.
“Itu pun dengan pra syarat ekonomi kita baik, kemiskinan kita sudah teratasi, pengangguran kita teratasi, kemudian utang, neraca, persolan pangan, energi kita, baru masuk akal memindahkan ibu kota,” tambahnya lagi.
Fadli mengaku tak melihat dasar dari pentingnya pemindahan ibu kota. Menurutnya, justru saat ini yang paling mendesak adalah menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Sekarang ini memindahakan ibu kota itu dasarnya apa, urgensinya apa? Saya tidak melihat urgensinya. Saya tidak melihat ini kebutuhan rakyat saat ini, mungkin pada saat yang akan datang ia, tapi kalau pada saat ini di mana ekonomi kita hanya tumbuh 5 persen bahkan di bawah 5 persen untuk apa ketika kita memindahkan ibu kota dan ini bukan terapi untuk memperbaiki keadaan di republik ini,” terangnya.
“Presiden tidur saja ekonomi tumbuh 5 persen, ya jadi presiden gak ngapain-ngapain ekonomi tumbuh 5 persen,” tambahnya lagi.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menolak wacana pemerintah yang menyebut pemindahan ibu kota saat ini tepat dilakukan lantaran perekonomian Indonesia sedang tumbuh.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II 2019 hanya 5,05 persen secara tahunan atau melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 5,27 persen.
Sebelumnya, dalam konferensi pers pada Senin (26/8) di Istana Negara Jokowi mengatakan sejumlah alasan pemindahan ibu kota.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir