Anak Les Saat Pandemi, Perlu Gak Sih?

Anak Les Saat Pandemi, Perlu Gak Sih?

Artikel ini disarikan dari program Mozaik Suara Muslim Radio Network, Sabtu (26/6/21).

Suaramuslim.net – Orang tua berusaha sekeras mungkin agar anak-anaknya berprestasi dan menjadi bintang, kadang orang tua juga berpikir untuk memberikan les. Tapi di masa pandemi, masih perlukah itu?

Psikolog Meutia Ananda dalam program Mozaik Suara Muslim Radio Network mengatakan, permasalahan yang paling utama untuk siswa di Indonesia khususnya di SD saat pandemi seperti ini adalah siswa maupun guru memiliki keterbatasan akses.

“Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) membuat siswa terbatas dalam menangkap materi-materi dari guru karena kurangnya intensitas bertemu. Sebagai orang tua, kita harus bisa menyiasati ini,” ungkap dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini, Sabtu (26/6/21).

Salah satu alternatif yang banyak terpikirkan oleh para bunda adalah dengan les. Harapannya untuk mengasah dan mengoptimalkan kemampuan siswa yang memiliki keterbatasan karena PJJ.

“Sebelum para bunda memberikan les untuk anak, kembali lagi saya tekankan, lihat kondisi anak itu sendiri,” jelasnya.

Jangan kita menggunakan patokan idealnya belajar. Karena bisa jadi sang anak memiliki keterbatasan seperti kurangnya konsentrasi dalam belajar atau tidak adanya bimbingan orang tua.

Menurut founder Asisya Consulting Biro Psikologi ini, sebelum mengikutkan anak les, semua harus dipertimbangkan. Apakah sang anak mengikuti les karena tuntutan orang tua, atau kebutuhan sang anak sendiri.

“Ketika orang tua memaksa anak untuk les, maka anak akan menganggap hal tersebut sebagai hukuman atau tuntutan. Alhasil sang anak akan malas-malasan dalam mengikutinya,” kata Bunda Meutia.

Perlu jalinan komunikasi antar orang tua dan anak. Kalau anak kita memiliki tipe yang harus dibimbing saat belajar, dan orang tua tidak memiliki waktu untuk mendampinginya, maka les adalah keputusan yang tepat untuk perkembangan belajar anak.

Lantas, bagaimana jika orang tua memiliki keterbatasan ekonomi di masa pandemi ini? Maka yang harus dilakukan adalah orang tua memberikan pengertian kepada anak, kemudian memberi solusi dengan bacaan dan latihan yang bisa didapat melalui online.

“Seperti membuat modul latihan sendiri, kemudian diperiksa mandiri oleh orang tua. Namun hal ini harus ada keterlibatan orang tua di rumah,” jelasnya.

Hal yang paling ideal adalah ketika orang tua bisa memberikan pendampingan secara langsung kepada sang buah hati. Apalagi di masa pandemi seperti ini.

“Jika kita memiliki kemampuan waktu dan tenaga untuk mendampingi anak di rumah, itu bisa menyelamatkan anak kita dari bahaya gadget,” pungkasnya.

Kontributor: Sarah Syahida
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment