Suaramuslim.net – “Nilai ulangaku lebih baGus dari nilai teman-temanku.”
“ Aku punya banyak boneka di rumah, kamu nggak punya, kan?
“Mainanku lebih banyak dari mainan kakak”
“Aku punya 7 mobil-mobilan, kamu punya nggak?
“ah tapi mobilmu kan kecil, aku dong punya mobil lebih banyak dari kamu dan besar di rumah”
Sering mendengar anak memamerkan kepunyaan dan kelebihannya seperti ini? Sekilas memang terdengar lucu dan biasa saja saat anak-anak saling bercerita demikian. Semua anak mungkin pernah melakukan tindakan ini. Memamerkan sesuatu ternyata hal yang normal terjadi pada anak. Biasanya mulai dilakukan ketika usianya sudah menginjak 5 atau 6 tahun.
Anak-anak di usia ini masih mencari tahu perbedaan antara dirinya dan orang lain, maka mereka selalu mengukur bakat, prestasi, dan bahkan materi yang anak miliki dengan yang anak lain miliki. Walau sikap pamer ini tidak bahaya, namun orang lain bisa menangkapnya dengan cara yang salah. Kalau dibiarkan, anak bisa saja menjadi public enemy. Bahkan tidak sedikit orang tua yang merasa khawatir tentang sikap anak yang suka pamer, terutama ketika mereka sudah semakin besar dan menjadi kebiasaan.
Lalu apa yang menjadi alasan anak suka pamer?
- Merasa Bangga
Saat anak dapat melakukan sesuatu yang dianggapnya susah untuk dilakukan anak seusiannya, maka anak akan merasa bangga pada diri sendiri. Apalagi anak dapat membuat karya yang hebat dan spektakuler, rasa bangga terhadap kemampuannya menghasilkan karya itu yang memicu anak suka pamer.
- Merasa Penting
Ada sebagian anak yang menganggap dirinya memiliki daya tarik dan hanya dirinyalah yang terpenting. Saat mereka dapat mencapai sesuatu, maka semua orang wajib mengetahuinya.
- Ingin Diperhatikan
Siapa sih yang tidak mau diperhatikan? Orang dewasa saja suka diperhatikan, apalagi seorang anak pasti memiliki keinginan diperhatikan yang lebih besar. Ini sifat dasar anak, yaitu ingin diperhatikan. Itulah mengapa anak ingin menunjukkan segala sesuatu yang dimilikinya agar dia mendapatkan perhatian lebih dari orang lain atau mampu mencuri perhatian orang di sekitarnya.
- Terlalu Memuji Anak
Kebiasaan orang tua yang suka memuji anak sendiri bisa memicu anak suka pamer. Walapun hanya pujian kecil, misal “adik kok ganteng sekali sih hari ini?”. Anak akan berpikir bahwa seharusnya semua orang memang memuji sama seperti pujian yang diberikan orang tuanya. Namun saat orang lain tidak memuji layaknya orang tua, anak akan mencari berbagai macam cara termasuk pamer sesuatu agar mendapat pujian.
- Mendapat Tekanan
Saat anak mulai pamer dengan cara berlebihan dan cenderung membual, Anda harus mulai curiga. Jangan-jangan anak sedang mendapat tekanan dari lingkungannya. Mungkin anak sering diejek sehingga pamer bisa menjadi solusi agar tidak diejek lagi oleh teman-temannya.
Sebelum kebiasaan pamer ini berlanjut lebih jauh, orang tua bisa menghentikan sikap suka pamer anak dengan melakukan 5 cara efektif berikut ini:
- Jadi Contoh yang Baik
Mungkin orang tua tidak sadar, kalau sifat sering membandingkan anak juga bisa menjadi contoh tidak baik yang memicu anak jadi suka pamer. Orang tua adalah panutan bagi setiap anak-anaknya. Sebaiknya orang tua memberi contoh yang baik bagi anak, saat orang tua bereaksi terhadap kesuksesannya. Hindari menjelek-jelekkan atau merendahkan orang lain saat orang tua meraih sesuatu. Sangat penting bagi orang tua untuk merasa bangga pada diri sendiri tanpa menyakiti orang lain.
- Memberi Pujian yang Tepat
Memuji anak memang baik, namun lakukanlah dengan cara yang tepat dan tidak berlebihan. Saat anak menunjukkan sesuatu kepada orang tua, mungkin orang tua refleks mengatakan: keren, hebat, bagus, pintar, atau luar biasa. Pujian yang monoton bisa tidak berarti bagi anak, oleh karena itu orang tua harus memberi pujian yang tepat, spesifik dan tekankan pada usaha anak, bukan hasilnya, misal, ketika anak berhasil menjadi juara 1 kompetisi sepakbola, pujilah, “Kamu pasti bangga dengan usaha kerasmu tidak sia-sia”. Pujian haruf efektif agar anak tidak tumbuh sebagai anak yang “gila pujian”.
- Tunjukkan dan Nasihati
Banyak anak belum mengerti apa definisi dari kata “pamer” tersebut, dan mengapa mereka tidak boleh melakukannya. Orang tua bisa mulai mengajak diskusi dan menjelaskan apa itu pamer dan mengapa bisa menyakiti orang lain.
- Peka Terhadap Perasan Orang Lain
Apa sih yang menjadi tujuan anak pamer kepada orang lain? Tujuan utama anak pamer adalah untuk menunjukkan berita baik tentang dirinya. Anak harus mulai dilatih untuk mempertimbangkan perasaan orang lain. Misal, Anda bertanya pada anak, “dik, memang menyenangkan bisa liburan ke luar negeri, tapi bagaimana perasaan adik jika teman adik tidak bisa liburan walaupun di dalam negeri?”. Melalui pertanyaan ini anak akan berpikir bahwa dirinya pasti sangat sedih saat temannya selalu membanggakan diri di depannya.
- Latih Memuji Orang Lain
Di antara cara untuk mengurangi sikap pamer anak adalah dengan melatih anak untuk memuji orang lain. Katakan pada anak bahwa dia memang pandai bermain bola, namun temannya juga cukup baik bermain bola. Lalu ajak anak untuk memuji temannya.
Kontributor: Jefri Firmansyah, S.Psi*
Editor: Oki Aryono
*Guru SD Al-Hikmah Surabaya