Suaramuslim.net – Guru adalah sosok mulia dan berharga dalam Islam. Tanpa guru, apalah artinya kurikulum yang bagus, tempat belajar yang nyaman, dan segala fasilitas penunjang lainnya. Tak ada guru, tak ada pula keberlangsungan pewarisan ilmu. Guru tak hanya sekedar profesi karena apa yang disampaikannya berbuah pahala yang luar biasa.
Maka irilah dengan dengan kedudukan guru ini. Sebagaimana hadits qudsi, “Janganlah kau dengki kecuali pada 2 orang (yaitu) seorang yang telah Allah datangkan padanya sebuah hikmah lalu ia mengerjakan dan mengajarkannya serta seorang yang telah Allah datangkan padanya sebuah harta lalu ia menguasakannya atas kebinasaan dalam kebenaran.” Tampak bahwa mengajarnya seorang guru bukan untuk mengejar gelar kepandaian dan kepiawaian dalam suatu hal, namun lebih kepada kebermanfaatan. Dan ilmu yang bermanfaat inilah yang mampu mengangkat derajat guru tinggi dan mulia.
Guru adalah panutan. Darinya, murid yang datang dan menimba ilmu darinya akan tahu mana yang baik dan yang buruk. Mereka pun tahu bagaimana semestinya menjaga diri agar tidak tergelincir di bumi. Predikat guru sangatlah penting sehingga tak bisa dikesampingkan. Guru yang senantiasa menuntut ilmu dan mengajarkannya, maka ilmunya bisa menjadi perisai bagi yang diajarnya. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Taubah ayat 122.
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya.”
Maka, majelis yang mulia adalah majelis bersama guru. Ada keberkahan di sana karena waktu tidak terbuang sia-sia dan hati senantiasa dijaga agar tidak menjadi rusak. Peran guru maksimal pula di sana. Kedudukannya sangat tinggi dan diberkati. Tentu saja, ada adab juga yang mesti dijaga oleh murid manakala sedang bersama gurunya, mengingat kedudukan guru yang seperti ini. Seperti tidak berjalan di depannya, tidak duduk di tempat duduknya, tidak berprasangka buruk, meminta izin ketika bertanya, dsb.
Guru memiliki sifat-sifat yang mulia. Dia bagai cahaya yang menerangi kegelapan. Dia pembawa hidayah sehingga banyak manusia belajar darinya sehingga hidupnya penuh kebaikan. Dia penuh kelemahlembutan karena ilmu yang disampaikannya takkan pernah meresap dalam jiwa manusia yang belajar kepadanya tanpa sifat ini. Benarlah apa yang dikatakan Hasan Al Banna, bahwa pejuang muslim adalah seorang guru, yang mestinya memiliki semua sifat yang ada pada seorang guru yaitu cahaya, hidayah, rahmat, dan kelemahlembutan.
Anda seorang guru? Berbahagialah karena kedudukan Anda mulia dihadapan-Nya. Tetap ikhlas mengajar demi kebaikan umat hingga mereka selamat dunia dan akhirat.