Anis Matta Sebut Indonesia Alami Krisis Narasi dan Kepemimpinan

Anis Matta Sebut Indonesia Alami Krisis Narasi dan Kepemimpinan

Anis Matta menyampaikan ceramahnya di Kajian Politik Islam Al Jam'iyatul Washliyah (foto: istimewa)

CIREBON (Suaramuslim.net) – Calon Presiden dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta dalam acara Pengajian Politik Islam yang diselenggarakan Al Jam’iyatul Washliyah Kabupaten Cirebon Jawa Barat pada Ahad (22/4) mengatakan bahwa Indonesia masih menjadi negara pas-pasan karena krisis narasi dan kepemimpinan yang sekarang terjadi.

“Dengan semua potensi yang dimiliki, seharusnya Indonesia menjadi kekuatan utama dunia, diakui sejajar dengan negara-negara kuat, dan ikut menentukan arah sejarah dunia, namun kita menjadi negara yang pas-pasan saja karena terjadi krisis narasi dan kepemimpinan,” kata Anis.

Anis menyebut krisis narasi diindikasikan dengan banyaknya masalah di Indonesia yang tak menemukan jawaban. Menurut Anis, krisis narasi ini bertaut juga dengan krisis kepemimpinan, yaitu pemimpin gagal menjelaskan ke mana arah yang dituju.

“Indonesia ini ibarat mobil bermesin CC besar tapi berjalan tanpa arah, serta sering salah jalan, karena sopirnya tidak punya GPS yang benar,” ujar Anis.

Anis menggaris bawahi jumlah penduduk Indonesia yang dalam 20 tahun ini bertambah 60 juta jiwa atau setara dengan kira-kira dua kali Malaysia, jangan sampai hanya dijajakan sebagai pasar bagi kekuatan ekonomi dunia.

“Kita harus percaya diri, berpikir dan bertindak sebagai negara besar, jumlah penduduk yang besar jangan hanya dijajakan sebagai pasar konsumen tetapi harus dimaknai sebagai kekuatan dalam posisi tawar Indonesia di meja perundingan dunia” jelas Anis.

Karena itu, Anis menekankan Indonesia butuh arah baru untuk sampai pada tujuan cita-citanya. Arah baru itu pula yang akan mengantarkan Indonesia menjadi salah satu kekuatan utama dunia.

“Syarat untuk menjadi kekuatan utama dunia adalah Indonesia mentransformasi diri menjadi masyarakat pembelajar dan religius, agama harus berperan membangun karakter, dan karakter yang paling utama adalah kejujuran sementara pengetahuan digunakan untuk membangun kompetensi, inilah dua fondasi penting agar Indonesia bisa melompat tinggi dan dihormati,” pungkas Anis.

Reporter: Ahmad Jilul Qur’ani Farid
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment