Bagaimana Cara Menanamkan Akidah pada Anak?

Bagaimana Cara Menanamkan Akidah pada Anak?

Ilustrasi mendidik anak. Ils: suaramuslim.net

Suaramuslim.net – Usia dini adalah saat terpenting untuk penanaman pondasi akidah karena saat itu fitrah anak masih bersih. Ibarat memahat di atas kayu, begitulah saat mengajarkan ilmu di usia belia. Inilah tanggung jawab ayah ibu dan para guru agar anak tumbuh di atas fitrah yang lurus.

Akidah merupakan kunci kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Para nabi dan rasul pun telah menyeru anak mereka kepada akidah yang lurus dengan menanamkan pemahaman akidah sejak dini.

Firman Allah,

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (Al-Baqarah: 132).

Jadi, akidah Islam adalah perkara yang wajib diajarkan terlebih dahulu. Lalu bagaimana cara kita menanamkan pendidikan akidah pada anak di zaman seperti sekarang ini?

  1. Dikutip dari hidayatullah, pertama yakni dekatkan mereka dengan kisah-kisah atau cerita yang mengesakan Allah. Terkait hal ini para orang tua sebenarnya tidak perlu bingung atau kehabisan bahan dalam mengulas masalah cerita atau kisah. Karena, Al-Qur’an sendiri memiliki banyak kisah inspiratif yang semuanya menanamkan nilai ketauhidan. Akan tetapi, hal ini tergantung pada sejauh mana kita sebagai orang tua memahami kisah atau cerita yang ada di dalam Al-Qur’an. Jika kita sebagai orang tua ternyata tidak memahami, maka meningkatkan intensitas atau frekuensi membaca Al-Qur’an sembari memahami maknanya menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditunda.
  2. Ajak anak mengaktualisasi akidah dalam kehidupan sehari-hari. Apabila anak kita belum baligh, maka aktualisasi akidah ini bisa dilakukan dengan mengajak anak ikut mendirikan salat.
  3. Sesekali kita kenalkan dengan masjid, majelis taklim, dan sebisa mungkin ajak mereka untuk senantiasa mendengar bacaan Al-Qur’an dari lisan kedua orang tuanya. Apakah tidak boleh dengan murottal melalui alat elektronik? Jika tujuan kita adalah mengajak, maka keteladanan jauh lebih efektif. Adapun kala anak kita sudah baligh maka orang tua harus tegas dalam masalah akidah ini. Jika anak sudah berusia 10 tahun dan enggan mendirikan salat, maka memberi hukuman dengan memukul tidak menyiksa, sekalipun, itu dibolehkan.
  4. Mendorong anak-anak serius dalam menuntut ilmu dengan berguru pada orang yang kita anggap bisa membantu membentuk frame berpikir islami pada anak.

Orang tua tidak boleh merasa cukup dengan hanya menyekolahkan anak. Sebab akidah ini tidak bisa diwakilkan kepada sekolah atau universitas. Untuk itu, orang tua mesti memiliki kesungguhan luar biasa dalam hal ini.

Dengan cara apa? Di antaranya adalah dengan mencarikan guru yang bisa menyelamatkan dan menguatkan akidah mereka.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment