NEWYORK (Suaramuslim.net) – PBB menyatakan kekhawatiran atas bentrokan antara pasukan pemerintah Turki dan Suriah di Idlib dan menyerukan de-eskalasi segera serta kembali ke meja perundingan damai.
Berbicara dengan wartawan pada Senin (3/2), juru bicara PBB Stephane Dujarric memperingatkan soal bentrokan antara pasukan rezim Bashar al-Assad dan Turki di Suriah, yang menewaskan enam tentara Turki.
“Kami sangat terkejut dengan laporan bahwa kami melihat bentrokan antara pasukan pemerintah Suriah dan pasukan Turki di Suriah barat laut,” kata Dujarric di markas PBB di New York seperti dilansir laman Anadolu Agency.
Menurut dia, eskalasi ini kembali mengancam proses perdamaian dan keamanan regional dan internasional yang disebabkan oleh konflik yang sedang berlangsung di Suriah.
Dujarric berpesan agar pihak-pihak yang bertikai melonggarkan dan mengurangi jumlah korban tewas di Idlib.
“Kami juga masih sangat prihatin dengan laporan korban sipil yang berkelanjutan dan perpindahan besar-besaran warga sipil, yang dihasilkan dari serangan pemerintah Suriah saat ini di dalam zona de-eskalasi,” kata Dujarric.
Dia mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan kembali bahwa tidak ada serangan terhadap warga sipil atau infrastruktur sipil yang seharusnya terjadi.
Menteri Pertahanan Suriah Hulusi Akar pada Senin (3/2) mengatakan bahwa sebanyak 54 target di kubu rezim diserang dan 76 tentara rezim dilumpuhkan oleh militer Turki.
Provinsi Idlib adalah benteng terakhir yang tersisa untuk pasukan anti-pemerintah dalam perang yang dimulai sebagai rangkaian protes pro-demokrasi pada 2011.
Wilayah itu dihuni sekitar empat juta warga sipil, termasuk ratusan ribu orang yang mengungsi akibat pertempuran di daerah lain.
Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi, tempat tindakan agresi secara tegas dilarang.
Sumber: Anadolu Agency