Suaramuslim.net (Berzakat.id) – Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan. Terlebih, saat di bulan Ramadhan. Imam Bukhari dalam Shahih-nya menggambarkan kedermawanannya laksana angin berhembus. Salah satu kedermawanan yang dianjurkan nabi dalam bulan suci adalah berbagi buka.
Dalam hadits riwayat Tirmidzi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa memberi makan (buka) kepada orang yang berpuasa, maka dia mendapat seperti pahalanya tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun.” (HR. Tirmdizi)
Berbagi (makanan dan minuman) ketika berbuka bukan saja bagian dari bentuk kedermawanan, tapi memberikan pahala yang berlipat: mendapat pahala seperti orang yang berpuasa dan pahala puasanya tak dikurangi sedikitpun. Suatu karunia yang memang pantas diberikan kepada mereka yang suka berbagi buka di bulan puasa.
Apa yang dianjurkan nabi ini, diteladani dengan sangat baik oleh sahabat-sahabatnya. Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam tafsirnya (1422: II/176) menyebutkan bahwa Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu tidak akan berbuka melainkan bersama anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Ulama salaf seperti Dawud Ath-Thai, Abdul Aziz bin Sulaiman, Malik bin Dinar, Ahmad bin Hanbal dan lainnya juga meneladani kedermawan yang mulia ini.
Kisah lain yang tak kalah mengharukan; ada seorang kakek tua yang terkenal dermawan. Kondisinya sebenarnya sangat fakir, namun ia tidak pernah menolak permintaan seorang pun. Suatu hari, di bulan Ramadhan, saat menunggu adzan Maghrib, di meja makan sudah tersaji makanan.
Dalam kondisi demikian, tiba-tiba ada pengemis yang bersumpah bahwa diri dan keluarganya tidak memiliki makanan. Tanpa berpikir panjang, dengan lekas kakek tua ini, tanpa sepengetahuan istrinya, memberikan semua makanannya. Ketika istrinya melihat, langsung berteriak dan bersumpah -lantaran marah- tidak akan tinggal bersamanya selama ia masih tinggal di rumah ini.
Tidak sampai berselang setengah jam, ada yang mengetuk pintu rumahnya. Ternyata ada orang yang membawa piring yang berisi aneka makanan, kue dan buah-buahan. Ketika ditanya sumbernya, ia menjawab bahwa ada salah seorang kaya yang mengundang orang-orang terhormat, tapi mereka tidak hadir dengan berbagai alasan, akhirnya ia murka dan bersumpah tidak akan memakan semua makanan yang sudah dihidangkan. Kemudian orang itu menyuruh pembantunya untuk memberikan semua makanan itu ke rumah kakek fakir yang dermawan ini. (Hani Al-Haj, 2008: 476).
Dari kisah-kisah di tersebut menunjukkan bahwa Ramadhan adalah momentum kedermawanan. Salah satunya adalah berbagi buka. Sudah sepantasnya apa yang dicontohkan nabi, para sahabatnya dan orang-orang saleh diteladani di bulan suci ini. Di samping itu, tidak perlu takut untuk berbagi. Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam pernah meningatkan:
“Sedekah tidak akan mengurangi harta,” (HR. Muslim, Turmudzi). Mari berbagi buka di bulan puasa!
Oleh Mahmud Budi Setiawan, Lc*
Editor: Oki Aryono
*Tim Konten AQL Islamic Center (Pimpinan Ustadz Bachtiar Nasir), alumnus Univ. Al Azhar Mesir