Cerita Bulan Puasa di Auckland New Zealand

Cerita Bulan Puasa di Auckland New Zealand

Cerita Bulan Puasa di New Zealand

Suaramuslim.net – Ramadhan merupakan momentum kebahagiaan bagi seluruh umat muslim, baik di negara mayoritas yang beragama muslim maupun di negara yang berlatar belakang minoritas. Pasalnya, meskipun di negara minoritas muslim, mereka menemui kehidupan saling membantu di lingkungan masyarakat, begitu yang diceritakan Muhammad Naufal Haritsyah, pelajar di Auckland, New Zealand asal Indonesia kepada redaksi Suaramuslim.net.

Menurut sensus 2013, orang Selandia Baru membentuk lebih dari beragam etnis, dan ras muslim minoritas di negara ini jumlahnya sekitar 1% dari seluruh populasi. Tetapi generasi muda muslim ini terus tumbuh, wajah muslim meragamkan kemajemukan mereka untuk merepresentasikan keberagaman besar dalam keberagaman agama.

Bagi Naufal, remaja yang dulu pindah sejak kelas 2 setara SMP di Auckland New Zealand ini sempat mengalami “culture shock” saat awal menjalani ibadah puasa. Pasalnya disana berpuasa selama 11 jam dengan sahur mulai jam 5 pagi saat musim dingin, saat musim panas akan berbeda lagi dengan durasi lebih panjang.

Namun dia bisa menjalani puasa dengan baik karena didukung lingkungan keluarga maupun komunitas muslim Indonesia yang ada disana.

“Komunitas muslim Indonesia disini guyub rukun satu sama lain, pokoknya saling membantu dan saling menguatkan”, cerita Naufal.

Saat Tarawih, yang mengimami biasanya dari Timur Tengah, baik Turki maupun India, karena mayoritas muslim di Auckland berasal dari negara-negara tersebut. Sesama muslim dari berbagai negara ini bersatu padu untuk menghidupkan nilai Islami di tengah minoritas.

Kemudian Naufal lanjut bercerita bahwa komunitas muslim Indonesia sedang merintis pembangunan masjid. Meskipun di setiap daerah New Zealand sudah ada masjid, namun masih dirasa kurang, dan komunitas muslim Indonesia berinisiatif mendirikan masjid.

“Di tengah kehidupan sebagai minoritas muslim, masyarakat umum Auckland sangat menghormati perbedaan, saat puasa seperti sekarang atau hari biasanya tidak pernah ada gangguan dari agama lain, kehidupan disini sangat harmonis dan toleransi”, pungkas Naufal.

Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment