Suaramuslim.net – Fajar mulai menyingsing dari peraduannya. Sebelum menuju kantor, saya segera bergegas menuju salah satu rumah kru Radio Suara Muslim Surabaya di daerah Kebonsari Surabaya untuk mengambil barang-barang keperluan Bakti Sosial bersama adik-adik disabilitas dan down syndrome Kampung Anak Negeri Surabaya.
Ya, hari ini kami kru Radio Suara Muslim Surabaya mengadakan program Coorporate Social Responsibility (CSR) di sana, (29/12).
Dalam rangka menyambut tahun 2020, Radio Suara Muslim Surabaya ingin berbagi kebahagiaan dan keceriaan dengan adik-adik Kampung Anak Negeri Surabaya yang dinaungi Dinas Sosial Surabaya.
Mengusung tema Berbagi Keceriaan dan Harapan Untuk Mental Disabilitas, kami ingin memotivasi dan memberi energi positif kepada 50 adik-adik penyandang disabilitas Kampung Anak Negeri Surabaya yang terdiri dari 13 perempuan dan 37 laki-laki serta menggalang potensi umat untuk saling peduli dan berbagi terhadap sesama.
Acara ini dilaksanakan mulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 12.00 siang di Liponsos Villa Kalijudan XV Surabaya. Acara bakti sosial yang diselenggarakan Radio Suara Muslim Surabaya ini disponsori oleh Komunitas Kontjo Muslim, Komunitas Bunda Al-Fatih, Laziza, Kokola Biskuit, dan Komunitas Superhero Beramal.
Selama bakti sosial, adik-adik penyandang disabilitas turut membaur, tertib, dan aura keceriaan tampak sekali di wajah mereka. Acara yang diisi oleh Ustazah Hamdiyaturrohmah (Praktisi Pendidikan dan Parenting) dan Kak Rika (Pengkisah Muslim) ini sangat edukatif.
Kami semua belajar sambil bermain, dongeng, bernyanyi riang gembira sampai tak terasa waktu menunjukkan pukul 12.00 siang. Sedih karena kami harus mengakhiri acara ini, bahagia dan bersyukur kami bisa melukis senyum di bibir adik-adik luar biasa ini.
Bagi kami, adik-adik ini luar biasa, meskipun mereka diacuhkan dan dibuang oleh keluarga, tapi mereka mempunyai kekuatan yang luar biasa. Di Kampung Anak Negeri Surabaya mereka dididik, dibina, belajar melukis, bermain musik. Hampir semua lukisan karya mereka sangat indah.
“Belum tentu saya sepintar adik-adik di sini meskipun dengan keterbatasan yang mereka punya” gumam saya.
Kami belajar banyak dari acara ini, bahwa sebagai hamba yang diciptakan dengan sempurna, dengan fisik yang sempurna, dengan akal yang sempurna, kita patut banyak bersyukur dengan apa yang kita miliki. Tak ada yang boleh meragukan kebesaran-Nya. Allah maha pemilik segala yang ada di bumi ini. Dengan segala keterbatasan yang adik-adik ini miliki, mereka mampu mengulas senyum tulus tanpa beban, mampu berkarya, dan mereka menyambut baik kedatangan kami.
Sejak saat itu bukan mereka yang belajar kepada kami, tapi kami lah yang banyak belajar kepada adik-adik penyandang disabilitas dan down syndrome ini. Kami belajar segala. Kami belajar menyukuri hidup ini, bahwa syukur itu pengikat nikmat. Jika ikatan itu lepas, maka nikmat akan lepas pula dari diri kita.