Bersedekah pada Akhir Ramadhan

Bersedekah pada Akhir Ramadhan

Bersedekah pada Akhir Ramadhan
Ilustrasi sedekah

Suaramuslim.net – Akhir Ramadan. Apa saja yang sudah kita lakukan selama Ramadan ini? Apakah taburan kebaikan atau keburukan yang bersumber dari amarah yang kita umbar? Apakah kita akan mengakhiri Ramadan dengan banyak kesia-siaan?

Beberapa pertanyaan di atas menggambarkan kegelisahan seorang muslim yang peduli dengan ramadannya. Peduli dengan ibadah di bulan mulia tersebut. Sehingga akhir Ramadan digunakan untuk kontemplasi. Mengoreksi diri sendiri sudah sejauh mana perjalanan selama ini.

Dalam sebuah riwayat tentang akhir Ramadan, Aisyah RA, istri Rasulullah SAW mengungkapkan bahwa beliau semakin meningkatkan ibadahnya, ”Ketika memasuki sepuluh akhir Ramadan, Nabi fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah dan membangunkan keluarganya untuk ikut ibadah.” (HR Al Bukhari).

Makna sepuluh hari terakhir bukan sekadar hitungan hari. Jika Rasulullah memerintahkan mengejar lailatul qadar pada sepuluh hari tersebut pasti ada alasan, menurut penulis salah satunya dari makna lailatul qadar sendiri. Menurut Prof. Quraish Shihab jika “Al Qadar” itu ada tiga makna.

1. Malam kemuliaan

Malam di mana keberkahan berlimpah. Malam di mana pahala berhamburan. Malam di mana ibadah terasa nikmat.

2. Malam yang sempit

Sempit di sini bukan berarti susah atau derita. Namun pada malam tersebut bumi dipadati oleh malaikat. Bagi hati yang merindu kepada Allah akan menemukan ketenangan dan kelezatan. Sayap-sayap malaikat seakan menaunginya.

3. Penetapan dan pengaturan

Ketentuan terhadap manusia dalam satu tahun ke depan ditentukan pada malam tersebut. Pada waktu tersebut tentu harapannya adalah kebaikan dan kelapangan perjalanan dalam satu tahun ke depan. Sehingga dimodali dengan kebaikan saat penentuan tersebut.

Bagaimana jika selama Ramadan ternyata keburukan yang berlimpah? Tentu yang dilakukan pertama adalah istighfar. Sebagai wujud kesadaran sebagai hamba penuh salah dan dosa. Pengakuan ini penting, agar tidak merasa benar sendiri. Paling surga sendiri. Kemudian menunaikan sedekah. Kenapa bersedekah?

Dalam sebuah hadis disebutkan, ”Sedekah menghapus kesalahan, seperti air menghapus api.” (HR Tirmidzi). Tidak heran jika Rasulullah SAW pada akhir-akhir Ramadan semakin giat bersedekah. Sedekah beliau seperti angin. Begitu mudahnya beliau memberi. Seakan tidak butuh dengan harta lagi. Setiap ada orang minta akan diberi. Melihat orang yang membutuhkan uluran tangan selalu sigap. Lebih dermawan daripada waktu-waktu sebelumnya.

Sedekah menghapus dosa-dosa. Menghapus kesalahan-kesalahan. Begitu juga bisa membentengi diri dari bala bencana atau keburukan yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda, ”Bentengilah diri kalian dari siksa api neraka meskipun dengan separuh buah kurma.” (HR Bukhari Muslim). Dalam riwayat yang lain Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.” (HR Baihaqi).

Sedekah pula bisa membentengi diri dari serangan penyakit yang bahaya. Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah dapat menolak 70 macam bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).” (HR Ath Thabrani).

Akhir dari Ramadan membuat kesadaran berbagi lebih tinggi. Apakah dapat fadilah dari sedekah itu sendiri atau tidak yang pasti sedekah bisa memberi kebahagiaan kepada diri sendiri dan orang lain.

Semoga Allah SWT melindungi kita dari sifat kikir. Sifat yang akan membinasakan suatu umat secara perlahan. Allah SWT berfirman, ”Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan pada jalan Allah. Maka, di antara kamu ada yang kikir dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” (QS Muhammad: 38).

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment