Jakarta (Suaramuslim.net) – Peneliti Social Trust Fund (STF) UIN Syarif Hidayatullah Dr. Amelia Fauzia mengemukakan bahwa pengelolaan dan penyaluran dana filantropi Islam di Indonesia akan semakin inklusif. Inklusif maksudnya adalah tidak membeda-bedakan obyek distribusi dana tersebut, baik itu dari segi ras maupun agama.
“Di Bali itu ada lembaga Dompet Madani (Islam), mereka punya rumah sehat dan tidak membeda-bedakan pasiennya, ada Islam, Hindu, tidak berjilbab, bercadar bahkan mereka juga memberikan parsel Nyepi saat hari raya Nyepi umat Hindu,” ujarnya sewaktu memaparkan hasil riset dengan tema Fenomena Praktik Filantropi Masyarakat Muslim dalam Kerangka Keadilan Sosial di Indonesia, Selasa (26/3) di Sequis Center, Jakarta.
Menurut fauzia, lembaga PKPU yang basicnya adalah agama dan fokus awalnya adalah zakat kini berubah menjadi lembaga filantropi yang lebih luas seperti kemanusiaan.
“Misalnya PKPU bertransformasi dari lembaga yang berbasis zakat kepada berbasis filantropi Islam secara umum dengan kata kunci kemanusiaan”, tambahnya.
Sementara itu Direktur Program Dompet Dhuafa Sabeth Abilawa membenarkan hal tersebut. Menurutnya, inklusifitas pendistribusian dana tersebut adalah sebuah keniscayaan.
“Karena semakin besar dana yang terhimpun, obyek pendistribusian akan semakin meluas bukan dari kalangan Islam saja, jadi itu keniscayaan”, ungkapnya.
Sabeth Abilawa juga memaparkan pengalamannya sewaktu berada di daerah-daerah yang sedang mengalami konflik, seperti di daerah Rohingya dan Papua.
“Sewaktu kita berada di sana, ternyata yang terkena dampaknya itu bukan hanya dari kalangan muslim. Tapi juga dari agama-agama lain, jadi kita juga terjun membantu mereka”, papar Sabeth.
“Makanya, tagline kita sekararang humanity (kemanusiaan)” pungkas Sabeth.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir